Perfilman Indonesia Diincar Investor Korsel dan AS

Perfilman Indonesia Diincar Investor Korsel dan AS
Franky Sibarani. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah investor telah menyatakan minat di sektor perfilman Indonesia. Di antaranya, Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

Dari data yang dimiliki Badan Ekonomi Kreatif, rasio layar bioskop bila dibandingkan populasi penduduk di Indonesia masih rendah, yakni 0,4 per 100 ribu penduduk.

Rasio itu jauh di bawah Amerika Serikat dengan 14; Korea Selatan sebesar 4,3; atau Tiongkok yang mencapai 1,8.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai, fokus awal dalam investasi sektor perfilman adalah menambah jumlah bioskop. Dengan bertambahnya jumlah bioskop di Indonesia, diharapkan peluang bagi film Indonesia akan semakin terbuka.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan, Indonesia masih membutuhkan sektor film, terutama dari sisi bioskop. Saat ini tidak lebih dari 1.100-an jumlah bioskop di Indonesia.

’’Sementara potensi sektor film yang ada sangat berkembang baik dari sisi bioskop, distribusi, hingga produksi film,’’ kata Franky, Rabu kemarin (20/7).

Pada tahap awal, BKPM akan mendorong investor sektor perfilman untuk memperbanyak jumlah layar film. Selanjutnya, investasi produksi film dengan menambah produksi atau sekadar mengambil gambar di Indonesia.

’’Dengan ketersediaan layar bioskop di Indonesia, akan lebih banyak film Indonesia yang diputar,’’ kata pria berkaca mata tersebut.

JAKARTA - Sejumlah investor telah menyatakan minat di sektor perfilman Indonesia. Di antaranya, Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Amerika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News