Perguruan Tinggi Diminta Siapkan Tenaga Kerja Kompeten

Perguruan Tinggi Diminta Siapkan Tenaga Kerja Kompeten
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

jpnn.com, BLITAR - Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan tetap konsisten dan menaruh perhatian sangat besar terhadap pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Khususnya untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, terampil dan produktif.

Hal itu disampaikan dalam orasi ilmiah Menaker bertema "Strategi Perguruan Tinggi dalam Menanggulangi Pengangguran dan Buruh Migran" yang dibacakan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan dan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Kemnaker Maruli A. Hasoloan di Blitar, Jawa Timur.

Orasi ilmiah dan juga wisuda Unisba angkatan XII dihadiri oleh Rektor Universitas Islam Balitar (Unisba) Soebiantoro, Bupati dan Walikota Blitar, Kapolres Blitar, dan Dandim 0808 Blitar.

Termasuk anggota senat, para pimpinan universitas dan fakultas serta 475 wisudawan dari delapan fakuktas di lingkungan Unisba.

"Dunia usaha atau industri harus terlibat dalam proses pendidikan, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat sesuai dengan kebutuhan industri, " ujar Dirjen Maruli yang mewakili Menaker Hanif.

Maruli mengingatkan lembaga pendidikan harus memperhatikan semakin pesatnya perkembangan teknologi, yang akan memengaruhi karakter pekerjaan sehingga keterampilan yang diperlukan juga berubah.

Sesuai hasil Rapimnas KADIN Indonesia Tahun 2017 di Batam paa 13-14 Desember 2017, mayoritas negara saat ini dihadapkan pada dua tantangan besar yakni iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif dan perkembangan teknologi dan informasi.

"Tantangan tersebut harus kita hadapi dengan mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dalam menghadapi revolusi industri 4.0, " kata Maruli.

Menurut Maruli, dunia kerja di era revolusi industri 4.0. merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri (internet of things).

Kompetensi harus bisa diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News