Peringatan dari Prof Upik untuk Seluruh Rakyat Indonesia

Peringatan dari Prof Upik untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Seorang petugas mempraktikkan cara memasang kelambu Anti Nyamuk Malaria bersama salah satu warga di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa (20/10/2020). Foto: ANTARA /Indrayadi TH/hp

Misalnya pada saat melakukan aktivitas perjalanan, perdagangan dan pariwisata, baik di dalam maupun luar negeri atau dari daerah non-endemis menuju daerah endemis.

"Nyamuk adalah serangga kecil, mulai dari badannya, sayapnya, kaki-kakinya dan mulutnya yang langsing serta keberadaannya di sekitar permukiman menjadi pengganggu kenyamanan," ujarnya.

Selain mengisap darah dan menyebabkan gatal-gatal, kata dia, nyamuk juga dapat menularkan berbagai macam penyakit, di antaranya malaria, demam berdarah dengue, radang otak, filariasis, dirofilariasis, chikungunya dan zika.

Prof Upik menjelaskan, upaya-upaya pengendalian nyamuk dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, seperti kegiatan 3M, yakni menguras, menutup dan mengubur, ditambah gerakan satu rumah satu jumantik membersihkan selokan dari genangan air, menghilangkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, menggunakan repelan, kelambu dan antinyamuk lainnya.

Secara umum, Hari Nyamuk Sedunia diperingati setiap tahun tepatnya pada 20 Agustus. Hal itu dimulai pada 1897 oleh Dr Ronald Ross dari Liverpool School of Tropical Medicine.

Dr Ronald Ross adalah seorang dokter militer Inggris yang melakukan penelitian tentang penularan malaria yang banyak menimbulkan kematian pada manusia.

Ketika bertugas di Secunderabad India, Ross berhadapan dengan banyak pasien malaria.

Pada 20 Agustus 1897, Ross menemukan ookista plasmodium falciparum pada bagian dinding lambung nyamuk Anopheles.

Prof Dr drh Upik Kesumawati Hadi mengatakan, jenis hewan ini merupakan pembunuh nomor satu di dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News