Peringatan dari Prof Upik untuk Seluruh Rakyat Indonesia

Peringatan dari Prof Upik untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Seorang petugas mempraktikkan cara memasang kelambu Anti Nyamuk Malaria bersama salah satu warga di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa (20/10/2020). Foto: ANTARA /Indrayadi TH/hp

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Prof Dr drh Upik Kesumawati Hadi mengingatkan seluruh masyarakat untuk mewaspadai nyamuk.

Prof Upik mengatakan, nyamuk merupakan pembunuh nomor satu di dunia.

"Nyamuk menyebabkan lebih banyak penderitaan kepada manusia jika dibandingkan organisme lain dan tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (22/10).

Prof Upik mengatakan badan kesehatan dunia atau WHO dalam World Malaria Report 2019 memperkirakan ada 228 juta kasus malaria terjadi pada 2018. Sedikit berbeda dengan kasus pada 2017 dengan jumlah 210 juta di seluruh dunia.

"Jumlah kematian akibat malaria sebanyak 405.000 pada 2018 dan 416.000 selama 2017. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak di Sub-Sahara Afrika dan Asia," ujar dia.

Hal tersebut, katanya, merupakan laporan kerugian akibat satu penyakit, yaitu malaria, belum termasuk kematian akibat penyakit tular nyamuk lainnya.

Selain malaria, ada berbagai jenis arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk, yakni virus dengue, chikungunya, japanese encephalitis dan lain-lain yang secara endemik ditemukan di Indonesia.

Terkait penularan penyakit tersebut, lanjutny, dapat terjadi karena banyak factor. Namun yang jelas terjadi ketika manusia memiliki mobilitas tinggi yang memungkinkan terjadinya kontak erat dengan nyamuk.

Prof Dr drh Upik Kesumawati Hadi mengatakan, jenis hewan ini merupakan pembunuh nomor satu di dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News