Peristiwa Karhutla, Jangan Terus Jadi Tamu Tahunan yang Menghantui Masyarakat

Peristiwa Karhutla, Jangan Terus Jadi Tamu Tahunan yang Menghantui Masyarakat
Pemadaman dini karhutla. Foto: KLHK

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa setiap membakar lahan selalu ada beberapa orang yang bersiaga di lokasi pembakaran untuk menghalau api membesar. Meski demikian Ajew merasa tidak bisa membenarkan juga aktivitas pembakaran lahan seperti itu, karena masih berisiko menimbulkan kebakaran lahan yang lebih besar.

Akan tetapi dia mengungkapkan bahwa aktivitas itulah yang menghidupi dia, orang tua dan kerabatnya selama ini sebagai pendatang di Kalimantan.

Kebakaran hutan dan lahan juga sangat erat kaitannya dengan perusahaan perkebunan. Meski tidak semua, tapi ada sebagian perusahaan perkebunan yang selama ini telah menyumbang kabut asap akibat pembersihan lahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan harus membabat hutan untuk membangun sebuah perkebunan. Karena biayanya yang mahal, tidak sedikit pengusaha mengambil jalan pintas membuka ratusan hektar lahan dengan cara dibakar.

Hasilnya memang cepat dan signifikan, akan tetapi dampak yang ditimbulkan sangat mengerikan, mulai dari kerusakan ekosistem hingga kabut asap berkepanjangan.
Kebakaran hutan di mata sebagian perusahaan perkebunan menjadi hal yang mendapatkan perhatian khusus. Seperti yang dilakukan oleh PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC) di Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Menurut Kepala Bidang Konservasi PT MKC, Rohimanfir pada Rabu (2/10/2019), PT MKC berkomitmen untuk menjaga kelestarian dan mencegah kerusakan ekosistem alam yang diakibatkan oleh pembakaran lahan hingga penebangan liar. Salah satu bentuk konkret pencegahan kebakaran hutan dan lahan ini di antaranya adalah disediakannya kendaraan dan alat pemadam kebakaran lengkap yang dimiliki oleh PT MKC.”

Rohimanfir juga mengatakan bahwa tim pemadam kebakaran PT MKC bersama masyarakat melakukan pemadaman intensif terhadap lahan yang terbakar di sekitar perusahaan yang disebabkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Pada 22 September lalu, pihaknya mengamankan seorang pelaku pembakaran lahan berinisial D (35) ke Polsek Bengalon. Menurutnya, pelaku sudah diingatkan beberapa kali sebelum akhirnya diamankan ke kantor polisi.

Kondisi sebagian besar lahan gambut Indonesia yang sudah tidak lagi prima seharusnya menjadi perhatian berbagai pihak mengingat potensi kebakaran lahan di Indonesia sangat rentan terjadi di musim kemarau. Perbaikan ekosistem hutan dan lingkungan harus terus dilakukan, bukan hanya mengeksploitasi potensi sumber daya alam yang kita miliki.

Jangan sampai peristiwa karhutla terus menjadi tamu tahunan yang terus menghantui sebagian masyarakat Indonesia bahkan hingga ke negeri Jiran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News