Peritel Bahan Bangunan Sasar Kota Satelit

Dari total produk yang ditawarkan itu, hanya 20 persen yang merupakan barang impor. Sisanya 80 persen merupakan produk dalam negeri.
’’Yang impor seperti kloset, houseware, granit, lampu, dan tools,’’ ucapnya.
Emiten dengan kode CSAP optimistis pembukaan gerai dengan nilai investasi sekitar Rp 20 miliar tersebut bisa mendorong pencapaian target penjualan ritel modern tiap bulan minimal Rp 2 juta per meter persegi.
’’Apalagi, pertumbuhan penjualan di Jatim termasuk tinggi. Yakni, mencapai 20 persen,’’ ungkapnya.
Rata-rata pertumbuhan penjualan di Jatim setara dengan Jateng.
Pertumbuhan itu jauh di atas rata-rata Jabodetabek yang hanya lima persen.
Sementara itu, yang pertumbuhannya signifikan ialah di Sulawesi.
Karena itu, pihaknya menargetkan membuka gerai di Makassar dan Manado.
Tidak hanya membidik kota besar, peritel bahan bangunan juga gencar menyasar kota satelit.
- Toko Bangunan Ini Hadir di Jakarta Utara, Lebih Lengkap
- Soal Penutupan Sementara Padma Hotel Bandung, Ini Penjelasan Manajemen
- PIK 2 Jadi Oase Investasi Properti Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Global
- Pengembang Properti Lippo Cikarang Berkomitmen Menerapkan Pertumbuhan Berkelanjutan
- Adhome Bikin Akses Properti Lebih Mudah dan Transparan
- Savyavasa, Hunian Kelas Atas yang Jadi Rebutan Pembeli