Perjuangan Bidan-Bidan Inspiratif Melawan Kuatnya Tradisi Lokal

Simulasi Bakar Tegaskan Risiko Panggang Api

Perjuangan Bidan-Bidan Inspiratif Melawan Kuatnya Tradisi Lokal
Bidan Meiriyastuti menghadapi budaya lokal memandikan bayi di sungai Batanghari. (19/12) Foto : Srikandi Award for Jawa Pos
Rosa mengatakan, masih kuatnya tradisi panggang api tak lepas dari tingkat pendidikan warga yang rendah. Mayoritas adalah tamatan SD. Sebagian besar ibu hamil malah tidak pernah mengenyam bangku sekolah.

   

Rosa mengakui, ada hal positif dari upacara panggang api. Yaitu, membuat ibu dan bayi hangat. Sebagai gantinya, Rosa mengenalkan selimut untuk menghangatkan tubuh ibu dan bayi.

   

Perlahan tetapi pasti, kerja keras Rosa membuahkan hasil. Dalam kurun waktu enam bulan, dia berhasil menyadarkan masyarakat untuk mulai meninggalkan tradisi panggang api.

Atas prestasi itu, Rosa dipromosikan menjadi bidan kecamatan pada 2006. Empat tahun kemudian, dia menyabet penghargaan bidan teladan tingkat Provinsi NTT.

   

Tugas para bidan, terutama di daerah pelosok, tidak semudah yang dibayangkan. Selain medan yang sulit, hambatan lain adalah kuatnya tradisi lokal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News