Perjuangan Seorang Ibu Demi Menyekolahkan Anaknya
Sabtu, 22 Oktober 2016 – 00:07 WIB
"Pernah ada yang buat di Rembiga tapi rasanya beda," ujarnya sambil membalik serabi di atas tungku.
Serabi tersebut banyak diburu pembeli. Tak hanya warga sekitar namun juga warga kelurahan lainnya.
Hal ini dikarenakan rasa khasnya yang berbeda dengan serabi lainnya.
Serabi ini lebih menonjolkan rasa gurih santan dan manisnya gula aren.
Fauziah mulai berjualan sejak setahun yang lalu. Sebiji serabi lak-lak dihargai Rp 1.000.
Dalam sehari ia menghasilkan uang hingga 300 ribu, dengan keuntungan bersih dalam kisaran Rp 100 ribu.
Ia menuturkan, tak mudah membuat serabi agar sama dengan rasa originalnya.
Perlu belajar hingga berbulan-bulan untuk menghasilkan rasanya yang pas dengan lidah. "Namun saya tidak menyerah," akunya.
MATANYA kemerahan bergulat dengan kepulan asap tungku. Sesekali, tangannya mengusap keringat yang menetes di dahi. FERIAL AYU, Mataram Perlahan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor