Perjuangan Tenaga Medis Timika Saat Merawat Pasien Covid-19

Perjuangan Tenaga Medis Timika Saat Merawat Pasien Covid-19
Karlina Kasim, perawat ruang isolasi khusus pasien COVID-19 RSUD Mimika. Foto: ANTARA/HO/Karlina Kasim

Para pasien yang sebagian besar merupakan ibu-ibu rumah tangga seringkali bercengkrama dengan para petugas medis bahwa mereka sudah rindu untuk berkumpul bersama kembali dengan anggota keluarganya di rumah.

"Rata-rata pasien ibu-ibu bilang rindu ke pasar, rindu memasak untuk keluarga, rindu keluarga dan tetangga. Kami hanya kasih semangat dan bilang pasti bisa sembuh dan bisa pulang. Semangat ya bu? Ibu sehat kami bangga dan bahagia. Mereka bilang Tuhan Yesus memberkati," cerita Karlina.

Karlina mengaku sempat mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen. Penglihatannya jadi gelap dan sekujur tubuh langsung berkeringat dingin. Untung rekan-rekannya cepat membantu.

"Saya bahagia dengan teman-teman di ruang isolasi, saling dukung dan membantu. Saya bahagia sekali punya tim seperti mereka. Saya mencintai pekerjaan ini," katanya.

Berjibaku dan berhadap-hadapan dengan risiko jadi korban penularan COVID-19, Karlina hanya meminta hal sederhana yaitu warga tetap berada atau tinggal di dalam rumah.

Berada di dalam rumah, katanya, menjadi cara paling efektif alias obat paling manjur atau mujarab untuk memutus rantai penularan COVID-19.

"Tidak ada lain, stay at home (tinggal di rumah). Bantu kami putuskan rantai (penularan COVID-19) ini. Tolong jangan keluar-keluar, virus ini tidak main-main," pesannya.

Tambah tenaga medis

Hingga Minggu (19/4), jumlah warga Mimika yang terinfeksi COVID-19 bahkan sudah mencapai 32 orang. Perjuangan mereka merawat pasien makin berat. Simak kisahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News