Perjuangkan Vaksin untuk Negara Berkembang
Janji Menkes Saat Sidang WHO 2010
Selasa, 26 Mei 2009 – 11:17 WIB
Siti mengatakan, jika sistem baru itu diberlakukan akan membawa keuntungan bagi negara berkembang yang selama ini mengirim virus sharing ke WHO. Negara asal atau pemilik virus dapat mengetahui penggunaan virus. "Apakah virus dipakai untuk pembuatan vaksin atau penelitian. Serta digunakan oleh siapa saja," cetusnya.
Baca Juga:
Selama ini, kata Menkes, pengunaan virus selalu dikuasai negara maju. Ini terbukti dengan dipesannya 200 juta dosis vaksin oleh negara maju saat ini. Padahal, kapasitas produksi vaksin diseluruh dunia hanya 500 juta dosis. "Jika demikian, maka negara-negara berkembang akan kekurangan," jelasnya. Karena itu, Menkes mendesak agar kemampuan produksi vaksin di negara maju disebar diberbagai negara.
Sementara itu, WHO sendiri siap mendistribusikan 50 juta dosis vaksin jika pandemi terjadi. Negara berkembang yang terdampak akan mendapatkan stok internasional dari WHO. Anggota delegasi Indonesia dalam WHA Makarim Wibisono mengatakan, 100 juta dosis vaksin lagi akan diberikan untuk negara-negara berkembang lain.
Makarim mengatakan, WHO juga meminta produsen vaksin menyisihkan sebagian produknya untuk negara berkembang. Selain pembagian vaksin saat terjadi pandemi, konsensus di Jenewa juga menyepakati agar negara asal virus berhak mendapat sharing vaksin virus. (kit)
JAKARTA - Menindak lanjuti resolusi yang dihasilkan pada World Health Assembly (WHA) di Jenewa Swiss pada 18-22 Mei lalu, Menkes Siti Fadilah Supari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pakar Hukum Bilang Begini Soal Jaksa Berperan Jadi Penyidik Kasus Tipikor
- Thariq Halilintar Turut Meriahkan Pameran UMKM Amanah di Suzuya Mall Aceh
- Heboh Densus 88 Menguntit Jampidsus, TNI Buka Suara soal Polisi Militer di Kejagung
- Kemlu Sebut Tidak Ada WNI jadi Korban Longsor di Papua Nugini
- Tingkatkan Produksi Padi, Pemprov Sumsel Segera Optimalisasi Lahan Rawa
- BBPOM Sebut Bromat Berlebih pada AMDK Bahayakan Kesehatan