Perjuangkan Vaksin untuk Negara Berkembang

Janji Menkes Saat Sidang WHO 2010

Perjuangkan Vaksin untuk Negara Berkembang
Siti Fadilah Supari. Foto: JP
Siti mengatakan, jika sistem baru itu diberlakukan akan membawa keuntungan bagi negara berkembang yang selama ini mengirim virus sharing ke WHO. Negara asal atau pemilik virus dapat mengetahui penggunaan virus. "Apakah virus dipakai untuk pembuatan vaksin atau penelitian. Serta digunakan oleh siapa saja," cetusnya.

    

Selama ini, kata Menkes, pengunaan virus selalu dikuasai negara maju. Ini terbukti dengan dipesannya 200 juta dosis vaksin oleh negara maju saat ini. Padahal, kapasitas produksi vaksin diseluruh dunia hanya 500 juta dosis. "Jika demikian, maka negara-negara berkembang akan kekurangan," jelasnya. Karena itu, Menkes mendesak agar kemampuan produksi vaksin di negara maju disebar diberbagai negara.

    

Sementara itu, WHO sendiri siap mendistribusikan 50 juta dosis vaksin jika pandemi terjadi. Negara berkembang yang terdampak akan mendapatkan stok internasional dari WHO. Anggota delegasi Indonesia dalam WHA Makarim Wibisono mengatakan, 100 juta dosis vaksin lagi akan diberikan untuk negara-negara berkembang lain.

    

Makarim mengatakan, WHO juga meminta produsen vaksin menyisihkan sebagian produknya untuk negara berkembang. Selain pembagian vaksin saat terjadi pandemi, konsensus di Jenewa juga menyepakati agar negara asal virus berhak mendapat sharing vaksin virus. (kit)

JAKARTA - Menindak lanjuti resolusi yang dihasilkan pada World Health Assembly (WHA) di Jenewa Swiss pada 18-22 Mei lalu, Menkes Siti Fadilah Supari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News