Perkuat Ekosistem SMK, Kemendikbud Adopsi Gerakan Sekolah Menyenangkan

Lanjut dikatakan Rizal, ada satu contoh yang bisa ditiru bagaimana mengubah sistem pendidikan yang rusak tanpa mengeluarkan sumber daya besar.
"Kita bisa belajar dari Negara Bagian Haryana, India, dengan populasi 30 juta penduduk, memiliki 15 ribu sekolah dengan ratusan ribu guru dan jutaan siswa".
Sekitar 40 persen penduduk India menyekolahkan anaknya di swasta karena tidak percaya dengan sekolah negeri.
Sebenarnya, kualitas gurunya tidaklah terlalu jelek, sayangnya mereka disibukkan dengan berbagai tugas administrasi, keuangan, urusan saran prasarana hingga akreditasi.
Bahkan, jika pengawas sekolah datang, yang ditanyakan urusan tetek bengek itu daripada masalah mengajar atau mengurusi kualitas pembelajarannya.
"Ini sama persis dengan yang terjadi di Indonesia," cetusnya.
Singkat cerita pemerintah Haryana dan para aktivis melakukan perubahan.
Pertama, praktik yang sudah dilakulan guru, yakni memanfaatkan benda alam seperti ranting pohon, serangga, praktik kehidupan sehari-hari sebagai instruksi pembelajaran nyata.
Kemendikbud berkolaborasi dengan gerakan sekolah menyenangkan untuk memperkuat ekosistem pendidikan di SMK
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Refleksi Hardiknas 2025, Lita Nilai Kesenjangan Pendidikan Masih Jadi Tantangan Besar
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- Konsolnas Dikdasmen 2025, Ini Harapan Menko Pratikno dan Menteri Mu'ti kepada Pemda