Permintaan Terakhir Rhys

Permintaan Terakhir Rhys
A portrait of teenage Wudinna high school student Rhys Habermann, who died in 2017 after a battle with cancer, next to the framed words "freedom and change". (ABC News: Carl Saville)

"Di Belanda dan Belgia sekarang, sudah sah secara hukum untuk eutanasia anak-anak."

"Ahli onkologi senior di Australia Selatan meyakinkan saya bahwa mereka dapat mengobati rasa sakit jika mereka diberi alat untuk melakukannya. Sayangnya, kita tidak mendanai perawatan paliatif sebagaimana harusnya."

Mantan hakim Mahkamah Agung Betty King mengawasi penerapan UU Euthanasia di Victoria, yang telah berlaku selama hampir dua tahun.

 

"Kami meninjau setiap kasus kematian eutanasia secara sukarela," katanya.

"Sejauh ini saya belum melihat satu contoh pun orang yang didorong, dipaksa, atau ditipu dengan cara apa pun untuk meminum obat mematikan."

"Faktanya, lebih kebalikannya, orang-orang malah mencoba menghentikan mereka."

 

Tatkala Rhys Habermann, seorang remaja yang sakit parah, menyampaikan pesan terakhirnya pada suatu malam di bulan Januari yang panas empat tahun lalu, ia bermaksud melindungi orangtuanya dari tuntutan hukum

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News