Pernyataan Sikap Pansus Papua terkait Baku Tembak TNI vs KKB

Pernyataan Sikap Pansus Papua terkait Baku Tembak TNI vs KKB
Dokumentasi personel TNI AD usai baku tembak dengan satu anggota KKB, di Pasar Jibama, Jayawijaya. Foto: ANTARA/Marius Yewun

"Mengapa demikian? Konflik yang terjadi, sesungguhnya merupakan letupan-letupan dendam akibat saling menyerang, saling menuding kesalahan, saling mempertahankan ego, baik pihak pemerintah, maupun pihak KKB," kata Filep.

Dalam keadaan semacam ini, pendekatan-pendekatan berkarakter militeristik sudah sepantasnya ditinggalkan, demikian juga halnya perlawanan yang bernuansa militer.

Ini berarti, lanjutnya, ada kepentingan lain yang lebih besar yang harus dilindungi, yaitu masyarakat sipil yang tidak ingin wilayahnya menjadi ajang pertumpahan darah atau bahkan menyaksikan sendiri adanya pertempuran antara saudara sebangsa.

Demi kedamaian rakyat sipil pula, kedua belah pihak, TNI dan KKB, perlu menahan diri untuk memikirkan langkah-langkah konstruktif kooperatif, sehingga kedamaian di Papua dapat dirasakan.

"Sesungguhnya tidak mudah mendudukkan "singa" dan "harimau" pada satu meja, kecuali kepada keduanya dihadirkan santapan yang sama lezatnya," papar Filep.

Meskipun tidak mudah, Filep menegaskan bahwa negara harus memastikan TNI maupun KKB duduk bersama dan bicara dari hati ke hati tentang masa depan anak-anak Papua, maupun kedamaian yang seharusnya dirasakan di sana.

Dalam pola pikir yang sama, para elite politik daerah seraya memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya , perlu mengambil langkah-langkah konkret yang mendukung terciptanya ruang dan waktu untuk duduk bersama dan membicarakan masalah Papua secara jujur.

"Mengapa perlu kejujuran, inti dari keadilan adalah kejujuran, justice as a fairness, demikian menurut John Rawls," kutipnya.

Ketua Pansus Papua DPD Filep Wamafma menyampaikan pernyataan sikap peristiwa baku tembak prajurit TNI vs KKB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News