Perokok Terancam Tidak Dilayani Jamkesmas
Kamis, 24 Januari 2013 – 06:40 WIB
Dana sebesar Rp 2 triliun diasumsikan Nafsiah itu mengacu kepada data Litbang Kemenkes seperti dipaparkan Koordinator Unit Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan Kemenkes, Soewarta Kosen. Pada 2010, pembelian rokok menembus Rp 138 triliun. Biaya perawatan medis rawat inap dan rawat jalan mencapai Rp 2,11 triliun; Rp 1,85 triliun di antaranya rawat inap dan Rp 0,26 triliun rawat jalan.
Kehilangan produktivitas karena kematian prematur dan morbiditas-disabilitas sebesar Rp 105,3 triliun, sehingga total beban ekonomi mencapai Rp 245,41 triliun. Sementara total pendapatan negara dari cukai tembakau sepanjang tahun ini sebesar Rp 55 triliun pada 2010.
Indonesia tercatat sebagai negara ketiga dengan jumlah perokok tertingi di dunia mencapai 67,4 juta orang atau di bawah Tiongkok dan India. Perokok pasif terutama perempuan sebanyak 62 juta orang dan laki-laki perokok pasif sebanyak 30 juta orang. Anak usia nol sampai 4 tahun terpapar asap rokok disebut sebanyak 11,4 juta anak.
Pada 2010, perokok dengan latar belakang pendidikan tidak sekolah atau tidak tamat SD sebanyak 34,9 juta jiwa dan tamat perguruan tinggi sebanyak 25,5 juta jiwa.
JAKARTA--Mulai tahun ini pengelola Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) akan mendata secara rinci penyakit masyarakat yang muncul akibat
BERITA TERKAIT
- Polda Jabar Pastikan Tak Ada Anak Pejabat Terlibat Kasus Vina Cirebon
- PPPK Jangan Melakukan Pelanggaran Sekecil Apa pun, Bahaya
- Jaringan Aktivis Nasional Gelar Aksi di Mabes Polri, Ini Tuntutannya
- Polisi Ungkap Keterlibatan Orang Tua Pegi Setiawan Dalam Menyembunyikan Sang Anak
- Mentan Amran Serahkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sulsel, Sebegini Nominalnya
- 3 Pasangan Muda-Mudi di Solo Diringkus Polisi Saat Asyik Pesta Miras