Perpusnas Megah, Jarak Tembak ke Arah Istana pun Diukur

Perpusnas Megah, Jarak Tembak ke Arah Istana pun Diukur
Para pengunjung menikmati fasilitas Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (15/09/2017). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Tapi, ternyata tidak ada tambahan dana untuk pembangunan gedung tersebut. Total dana yang dibutuhkan Rp 465 miliar.

”Terserah Perpusnas, kalau mau kencangkan ikat pinggang, kita bangun,” imbuhnya.

Jadilah, mereka harus mengencangkan ikat pinggang selama tiga tahun. Kontrak dimulai pada November 2014 dan selesai pada Desember 2016.

Lantaran berada di ring satu pusat pemerintahan, pembangunan gedung dengan luas bangunan 50.917 meter persegi itu pun harus mendapatkan persetujuan Sekretariat Militer dan Paspampres untuk faktor keamanan. Khususnya jarak tembak ke arah istana.

”Diukur pakai alat dulu. Tetap menghadap ke istana, tapi dipastikan tidak akan ada pendaratan-pendaratan di atas (gedung, Red),” kata Syarif yang juga dosen mata kuliah gedung dan tata ruang perpustakaan itu.

Selain itu, saat pembangunan pun tidak bisa sembarangan. Sebab, bagian depan gedung tersebut merupakan bangunan cagar budaya.

Sebuah rumah yang dulu jadi tempat tinggal gubernur Hindia Belanda itu kini dimanfaatkan untuk Hall of Fame berisi sejarah aksara dan penuturan.

Sebelum memulai konstruksi gedung perpustakaan itu, bangunan cagar budaya tersebut harus dilindungi dengan membuat pagar pelat baja hingga ke bawah tanah di sekeliling bangunan. Fondasi gedung ditancapkan dengan cara dibor.

Pembangunan gedung Perpusnas yang punya jutaan koleksi buku itu melibatkan konsultasi dengan Sekretariat Militer dan Paspampres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News