Persoalan Beras, Juga Karena Tata Niaga

Persoalan Beras, Juga Karena Tata Niaga
Persediaan beras. Foto: Humas Kementan

Alumni IPB ini menegaskan, hasil perhitungan Metode KSA telah memberi catatan penting bagi kemajuan sektor pertanian saat ini. Capaian surplus ini berkat program Upaya Khusus era Menteri Amran Sulaiman, yakni surplus di tengah bertambahn-ya jumlah penduduk 2014-2018 sebesar 12,85 juta jiwa yang membutuhkan tambahan konsumsi beras 1,7 juta ton.

“Ini kan menjadi prestasi tersendiri dengan surplus 2,8 juta ton. Program Upsus Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah membuahkan hasil nyata, mampu menyediakan beras,” tegasnya.

Menurutnya, program Upsus Kementan untuk mendongkrak produksi beras antara lain rehabilitasi irigasi 3,58 juta hektar, mekanisasi 423 ribu alat mesin, asuransi usahatani 2,73 juta hektar, membuka lahan rawa di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, benih dan pupuk gratis yang didukung oleh gerakan di lapangan melibatkan Tim Terpadu di pusat dan daerah.

“Selain meningkatkan produksi pangan, kinerja program Mentan Amran juga tercermin dari berbagai data makro pertanian, seperti besarnya PDB pertanian, penurunan kemiskinan di desa, pengendalian inflasi, ekspor maupun investasi selama empat tahun terakhir,” ungkap Karim.

Data BPS juga menyebutkan bahwa pertumbuhan PDB pertanian 2017 sebesar Rp 1.344 triliun naik Rp 350 triliun dibandingkan 2013 sebesar 995 triliun. Kemiskinan penduduk di desa Maret 2018 sebesar 15,81 juta jiwa turun menjadi 10,88 persen dibandingkan Maret 2013 sebesar 17,74 juta jiwa dan mampu mengendalikan inflasi bahan makanan 2017 sebesar 1,26 persen.

Sumber data BPS pun menunjukkan ekspor pertanian 2017 sebesar Rp 441 triliun, naik 24,47 persen dibandingkan 2016 sebesar Rp 387 triliun. Terkait kemajuan investasi, data BKPM menunjukkan bahwa investasi di sektor pertanian 2017 sebesar Rp 45,9 triliun, naik rerata 14 persen per tahun dibandingkan 2013 sebesar Rp 29,3 triliun. (jpnn)


Ekonom INDEF Rusli Abdullah menilai, permasalahan beras tidak hanya terletak di masalah data produksi, tetapi juga di tata niaga.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News