Pertamina Harus Jadi Operator Utama
Pengelolaan Blok Migas Strategis
Rabu, 11 Februari 2009 – 12:32 WIB

HADAPI DPR- Dirut baru Pertamina Karen Agustiawan dan Omar S. Anwar (2 kiri) yang tengah mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII. Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
Dirut Pertamina Karen Agustiawan menyebutkan, pihaknya sudah menyusun enam langkah yang akan menjadi prioritas manajemen baru Pertamina. Salah satu yang menyangkut sektor hulu adalah, melakukan monitoring secara melekat pada pengusahaan di sektor hulu.
Baca Juga:
Terkait pengelolaan Natuna D-Alpha, manajemen Pertamina menyatakan, sudah selesai melakukan studi kelayakan. Saat ini, proses identifikasi dan seleksi calon mitra kerja tengah dilakukan. "Saat ini, kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah untuk mempersiapkan materi negosiasi tentang term and condition," kata Karen.
Untuk mencari mitra di Natuna, Pertamina menggandeng konsultan Wood Mckenzie. Dari seleksi tahap pertama, terpilih delapan calon. Delapan perusahaan tersebut adalah ExxonMobil (AS), Total Indonesie (Perancis), Chevron (AS), StatOil (Norrwegia), Shell (Inggris-Belanda), ENI (Italia), Petronas (Malaysia), dan China National Petroleum Corporation (Tiongkok).
Saat dimintai komentar terkait pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berada di Belanda Sabtu lalu (7/2), bahwa calon partner Pertamina di Natuna D-Alpha tinggal empat perusahaan, yakni Shell, ExxonMobil, StatOil, dan CNOOC (maksudnya adalah CNPC, Red), Karen enggan berkomentar.
JAKARTA- Naiknya Karen Agustiawan, yang sebelumnya menjabat direktur hulu, ke kursi dirut Pertamina meningkatkan ekspektasi kinerja sektor hulu.
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Buka Peluang Ekspor Bagi Pelaku UMKM di 3 Daerah Lewat Kegiatan Ini
- Pegadaian Catat Penjualan Emas Pada April Sebanyak 150 Kg
- Brand Footprint 2025 Telusuri Jejak Pilihan Konsumen
- Salurkan Hibah Alat Teknologi Rp800 Juta, Pertamina Berkomitmen Lanjutkan Program UMK Academy
- Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kinerja Solid Sepanjang 2024
- BULOG Serap 2.000.524 Ton Setara Beras, Stok Nasional Tembus 3,6 Juta Ton