Pertamina Harus Jadi Operator Utama

Pengelolaan Blok Migas Strategis

Pertamina Harus Jadi Operator Utama
HADAPI DPR- Dirut baru Pertamina Karen Agustiawan dan Omar S. Anwar (2 kiri) yang tengah mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII. Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
Dirut Pertamina Karen Agustiawan menyebutkan, pihaknya sudah menyusun enam langkah yang akan menjadi prioritas manajemen baru Pertamina. Salah satu yang menyangkut sektor hulu adalah, melakukan monitoring secara melekat pada pengusahaan di sektor hulu.

   

Terkait pengelolaan Natuna D-Alpha, manajemen Pertamina menyatakan, sudah selesai melakukan studi kelayakan. Saat ini, proses identifikasi dan seleksi calon mitra kerja tengah dilakukan. "Saat ini, kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah untuk mempersiapkan materi negosiasi tentang term and condition," kata Karen.

   

Untuk mencari mitra di Natuna, Pertamina menggandeng konsultan Wood Mckenzie. Dari seleksi tahap pertama, terpilih delapan calon. Delapan perusahaan tersebut adalah ExxonMobil (AS), Total Indonesie (Perancis), Chevron (AS), StatOil (Norrwegia), Shell (Inggris-Belanda), ENI (Italia), Petronas (Malaysia), dan China National Petroleum Corporation (Tiongkok).

   

Saat dimintai komentar terkait pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berada di Belanda Sabtu lalu (7/2), bahwa calon partner Pertamina di Natuna D-Alpha tinggal empat perusahaan, yakni Shell, ExxonMobil, StatOil, dan CNOOC (maksudnya adalah CNPC, Red), Karen enggan berkomentar.

     

JAKARTA- Naiknya Karen Agustiawan, yang sebelumnya menjabat direktur hulu, ke kursi dirut Pertamina meningkatkan ekspektasi kinerja sektor hulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News