Pertamina Harus Jadi Operator Utama
Pengelolaan Blok Migas Strategis
Rabu, 11 Februari 2009 – 12:32 WIB
Yang jelas, Pertamina mengutamakan perusahaan-perusahaan migas skala besar (major player), mengingat proyek ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Pengembangan blok yang terletak di Kepulauan Riau tersebut diperkirakan akan menelan biaya investasi hingga USD 52 miliar. Blok ini diperkirakan memiliki cadangan gas hingga 46 TCF.
Selain itu, tingkat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini cukup tinggi, sebab kandungan gas CO2 yang terdapat di blok Natuna D-Alpha juga termasuk yang paling tinggi di dunia.
Siapkan Investasi Rp19 Triliun
Sementara itu, untuk mendukung kinerja perseroan, tahun ini Pertamina sudah menyaiapkan investasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 21,9 triliun. Alokasi tersebut masuk dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2009.
JAKARTA- Naiknya Karen Agustiawan, yang sebelumnya menjabat direktur hulu, ke kursi dirut Pertamina meningkatkan ekspektasi kinerja sektor hulu.
BERITA TERKAIT
- Ini Bukan Kursi Pijat Listrik Biasa, Ada Fitur AI untuk Relaksasi Total
- Penjelasan Kemenperin Terkait Pertek Bahan Peledak
- Sederet Komitmen PNM Peduli Bangun Negeri di Usia 25 Tahun
- Sesuai Peratuaran Menteri ESDM, Badan Usaha Ketenagalistrikan Wajib Terapkan SMK2
- Para Calon Ketum IKA ITS Berkumpul Bersama Gelar Diskusi Sikapi Situasi Nasional
- Bertemu Wapres Ma'ruf Amin, GAPENSI Siap Bersinergi dengan Presiden Terpilih