Pertanda-pertanda dari Orwellian

Oleh Dahlan Iskan

Pertanda-pertanda dari Orwellian
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Batalnya merger USD 44 miliar dolar ini mestinya heboh. Presiden Trump mestinya marah. Langkah besar perusahaan Amerika seperti Qualcomm begitu mudah dijegal. Oleh Tiongkok lagi.

Baca Juga:

Tapi yang terjadi justru keanehan: Trump mengeluarkan pernyataan yang menyejukkan. ”Pembicaraan kami dengan Tiongkok saat ini sangat baik,” katanya seperti dikutip media di Amerika.

Pembicaraan kami? Sangat baik? Pembicaraan yang mana? Pembicaraan yang kapan? Pembicaraan tentang apa?

Publik tahunya tidak ada pembicaraan apa pun. Di mana pun. Tentang apa pun. Sejak Trump benar-benar memulai perang 6 Juli lalu hubungan kedua negara ‘beku’.  Tidak ada lagi perundingan. Tidak ada lagi saling kirim delegasi. Yang ada: saling ingin meningkatkan perang dagangnya.

Untung Trump sudah biasa bikin bingung. Kebingungan kali ini pun tidak terlalu membingungkan. Suka-suka Trump saja.

Dugaan saya pun salah: Tiongkok akhirnya akan mengeluarkan persetujuan itu. Sebagai isyarat mau sama-sama mengalah.

Amerika sudah mengalah dalam kasus ZTE: tidak lagi menghukum ZTE. Hanya minta denda Rp 40 triliun. Banyak juga ya… ZTE boleh impor chip lagi dari Amerika. ZTE berjanji tidak akan lagi dagang dengan Iran.

Masih ada pertanda-pertanda lainnya. Itu terjadi hanya sehari sebelum batas waktu pukul 00.00 hari Rabu itu. Bentuknya: semua perusahaan penerbangan Amerika bertekuk lutut. Kepada kemauan Beijing.

Jam di New York menunjukkan angka 23.59. Tapi lampu hijau yang ditunggu tidak juga datang. Tepat pukul 00.00 Qualcomm mengumumkan: batal membeli NXP.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News