Pertumbuhan Bisnis Mamin Melambat
Imbas Pembatasan Impor Hortikultura
Rabu, 29 Mei 2013 – 23:03 WIB
JAKARTA - Kinerja industri makanan minuman (mamin) tercatat kurang menggembirakan pada kuartal pertama 2013. Pada periode Januari-Maret 2013, industri mamin hanya tumbuh 1,75 persen. Angka itu jauh lebih rendah daripada kuartal pertama 2012 yang tumbuh 8,01 persen. Sebagai solusi untuk menggenjot pertumbuhan, pemerintah bakal menggalakkan hilirisasi industri mamin.
Sekretaris Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan, jebloknya industri mamin akibat pembatasan impor beberapa produk hortikultura dan turunannya pada awal tahun lalu. Beberapa produk yang dibatasi merupakan bahan baku industri mamin yang tidak bisa diproduksi Indonesia.
"Tapi, sekarang kan kebijakan impor hortikultura sudah diperlonggar. Jadi, kami yakin pada kuartal kedua pertumbuhannya bakal lebih baik. Apalagi didukung peak seasons Ramadan dan Lebaran," terangnya di sela pembukan pameran industri makanan dan minuman di Kementerian Perindustrian kemarin.
Rochim mengungkapkan, akibat pembatasan impor tersebut, beberapa produsen makanan minuman mengurangi kapasitas produksi. Bahkan, ada yang tidak beroperasi. Seperti diwartakan, selama ini lebih dari 75 persen bahan baku industri diperoleh dari impor. Nanti pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menjamin pasokan bahan baku.
JAKARTA - Kinerja industri makanan minuman (mamin) tercatat kurang menggembirakan pada kuartal pertama 2013. Pada periode Januari-Maret 2013,
BERITA TERKAIT
- Bebaskan Karyawan dari Jeratan Pinjol, Aplikasi Ayo Kasbon Bisa jadi Solusi
- Kuartal I 2024, SIG Catatkan Laba Rp472 Miliar
- Kuliah Tamu di LSE, Menko Airlangga Optimistis Visi Indonesia Emas 2045 Tercapai
- BRI Lakukan Buyback, Ini Sebabnya
- Pesan Muhammadiyah soal Pengelolaan Tambang: Harus Berkesinambungan
- HUT ke-50 BPD HIPMI Jaya, Simson Hendro Sampaikan Harapan & Pesan