Perubahan Rute MRT Tuai Protes, Ini Pembelaan Sekda

Perubahan Rute MRT Tuai Protes, Ini Pembelaan Sekda
Perubahan Rute MRT Tuai Protes, Ini Pembelaan Sekda

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saifullah menjelaskan alasan perubahan rute proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase II (Bundaran HI-Kampung Bandan).

"Pertama lahan di Kampung Bandan yang awal rencana akan dibangun Depo MRT ternyata mau digunakan PT KAI," katanya, Sabtu (18/3).

Ia melanjutkan, karena kondisi itu, rute‎ MRT Fase II dirubah menjadi Bundaran HI-Ancol Timur. Namun lahan milik PT Pembangunan Jaya di Ancol Timur yang rencananya akan dibangun Depo MRT hanya seluas sekitar empat hektare.

"Sementara kebutuhan lahan untuk depo sekitar delapan hektare," ujarnya.

Saefullah menuturkan, ‎pihaknya beberapa hari lalu telah membahas sekaligus mencari solusi terkait persoalan rute MRT Fase II ini bersama PT MRT dan PT Pembangunan Jaya serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

‎"Ternyata memang yang dicita-citakan PT MRT memperpanjang rute sampai ke Ancol Timur itu masih perkiraan. Bisa atau tidak perlu dikaji lagi. Minggu depan, kita rapat kembali untuk putuskan rute MRT Fase II ini," terangnya.

Ia menyebutkan, dalam rapat sebelumnya tersebut, ada gagasan agar Depo MRT dibangun bertingkat (double decker) di Kampung Bandan. Opsi lainnya memperpanjang rute MRT dari Bundaran HI hingga ke Pulau K yang direklamasi.

"Pulau K jaraknya sekitar satu kilo dari Kampung Bandan. Nanti Kampung Bandan hanya sebagai transit, deponya di Pulau K. Di sana ada tanah DKI sekitar 30 hektare. Di situ relatif lebih oke," tandasnya. (dil/jpnn)


Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saifullah menjelaskan alasan perubahan rute proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase II (Bundaran HI-Kampung Bandan).


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News