Perusahaan Brazil Siap Gelontorkan Rp 120 T untuk Nikel Indonesia
“Ada beberapa negara (Amerika Latin) yang masih net exporter carbon-based energy seperti minyak, sementara komitmen untuk mengurangi emisi karbon juga sama-sama kita pegang. Mengingat cara pandang yang tidak jauh berbeda, sebenarnya lebih gampang untuk mencari bentuk-bentuk kolaborasi dengan negara-negara tersebut,” tutur Umar.
Sebelumnya, PT Vale Indonesia yang merupakan bagian dari Vale SA, mengumumkan rencananya untuk mengembangkan pabrik feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah, dengan nilai investasi sebesar 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 38,7 triliun) yang akan dimulai pada 2022 dan diharapkan rampung pada 2025.
Perseroan tersebut juga berencana mengembangkan smelter di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dengan nilai investasi 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 69.7 triliun) yang dimulai pada 2022 dan rampung pada 2025, serta proyek limonit di Sorowako, Sulawesi Selatan, dengan nilai investasi 1,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 27,9 triliun) yang dimulai pada 2023 dan rampung pada 2026. (ant/dil/jpnn)
Perusahaan tambang yang bermarkas di Brazil, Vale SA, berencana untuk menginvestasikan Rp 123,8 triliun pada industri nikel Indonesi
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Pembangunan Pelabuhan Smelter Nikel MMP Selesai dalam 15 Bulan
- Luhut Binsar Sebut Tanpa Nikel Indonesia, Pasar EV Amerika Terpuruk
- Total Aset Antam Mencapai Rp 42,85 Triliun, Naik dari Tahun Sebelumnya
- Smelter Tembaga PTFI Didorong Memberi Nilai Tambah untuk Indonesia
- Meliput Kawasan Nikel di Indonesia, Mendengar Kisah Kehidupan Manusia
- KPK Diminta Turun Tangan soal Dugaan Kasus Izin Tambang