Pesan Damai dari Pesantren Ruseifah, Banyak Lahirkan Ulama, Tak Pernah Mengkafirkan

Pesan Damai dari Pesantren Ruseifah, Banyak Lahirkan Ulama, Tak Pernah Mengkafirkan
FOTO: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS

"Dari pesantren ini telah banyak lahir lulusan yang saat ini menjadi ulama berpengaruh di Indonesia," kata Lukman.

Di antaranya, KH Maimoen Zubair, ulama terkemuka Indonesia yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang. 

Beliau adalah salah seorang santri Sayyid Alawy Al Maliki, kakek Sayyid Ahmad. Santri Mbah Maimoen kini tersebar di seantero Nusantara untuk berdakwah dan mengajar anak-anak bangsa. 

Nama-nama lain adalah KH Aufal Maram, KH Luthfi Basori, dan Habb Thahir Al Kaff. Mereka adalah sederet ulama Indonesia yang dahulu juga belajar di Ruseifah. Mereka menjadi santri Sayyid Muhammad, ayahanda Sayyid Ahmad.

Kedatangan Lukman disambut hangat oleh Sayyid Ahmad. Mereka sempat salat Magrib berjamaah sebelum dilanjutkan halaqah. 

"Wa idza qadima ahlus-siyasah fi ahli baitil ilmi wa tilka dalilun ala fadlli ahlis siyasah (Bila kalian melihat birokrat berada di rumah ulama, itu tanda adanya kebaikan pada birokrat tersebut, Red)," ujarnya. 

Menurut dia, menteri agama bak kemah yang harus bisa menampung siapa saja. Karena itu, Sayyid Ahmad berharap Lukman dapat menerima dan meluaskan dada kepada siapa saja, termasuk mereka yang bertentangan dengan dia. 

Ulama karismatis itu lalu mengalungkan serban hijau kepada Lukman. Lukman juga mendapat kitab Abwabul Faraj yang berisi kumpulan doa-doa yang ditulis Sayyid Muhammad. Bagi Sayyid Ahmad, memberikan hadiah kepada tamu yang datang adalah tradisi yang biasa dilakukan sang ayah. 

PESANTREN Ruseifah memiliki banyak kemiripan dengan pesantren di Jawa, baik dalam tradisi, pelajaran, pemikiran, maupun adab. Mereka memegang prinsip

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News