Pesan dan Saran dari Buya Syafii untuk Kiai Ma'ruf

Pesan dan Saran dari Buya Syafii untuk Kiai Ma'ruf
KH Ma'ruf Amin saat berilaturahmi di rumah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif di Perum Nogotirto, Sleman, Yogyakarta, Senin (15/10). Foto: TKN Jokowi - Ma'ruf

Kiai Ma’ruf mengaku juga mendapat masukan agar sebagai tokoh NU tidak sekadar membawa jargon Islam Nusantara. Namun, ada juga Muhammadiyah yang menyerukan Islam berkemajuan.

“Beliau (Buya Syafii, red) bilang jangan hanya Islam Nusantara, tetapi juga Islam berkemajuan yang menjadi mottonya Muhammadiyah. Karena itu saya akan selalu membawa bukan hanya Islam Nusantara, tapi Islam Berkemajuan,” ucap mantan rais aam PBNU itu.

Sedangkan Buya Syafii mengatakan, agama memang tidak bisa dipisahkan dari politik. Namun, katanya, semestinya agama menjadi panduan moral dalam berpolitik.

“Jadi agama jangan dijadikan kendaraan. Politik yang harus menjadi kendaraan moral. Idealnya begitu,” tuturnya.

Tokoh kelahiran 31 Mei 1935 asal Sumpur Kudur, Sumatera Barat itu lantas mencontohkan konflik di Jazirah Arab akibat politik agama. Buya Syafii mewanti-wanti agar konflik di Arab tidak dibawa ke Indonesia.

“Itu sangat berbahaya. Dan di sini juga ada pembelinya, kalau mereka enggak paham, mereka beli ide-ide khilafah, ISIS, itu kan enggak sehat. Masa peradaban yang jatuh mau dibawa kesini, bodoh namanya,” katanya.

Oleh karena itu Buya Syafii juga berharap agar Pilpres 2019 bisa berlangsung damai. “Harus damai. Kalau seumpamanya ada yang menghujat sepihak, yang lain lebih-lebih kalem,” pesan Buya.(boy/jpnn)


KH Ma'ruf Amin menemui sahabatnya yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Ma'arif di Yogyakarta untuk meminta saran dan masukan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News