Pesan dari Kiai tentang Kejatuhan Jenderal akibat Malari
jpnn.com - Malapetaka 15 Januari 1974 atau yang dikenal dengan akronim Malari membuat Jenderal Soemitro lengser dari jabatan Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).
Pada saat itu, Pangkopkamtib merupakan jabatan prestisius, bahkan banyak kalangan menyebutnya sebagai posisi kedua setelah Presiden Soeharto.
Memang Soemitro dicopot dari Pangkopkamtib pasca-peristiwa Malari. Namun, Soeharto mempertahankan Soemitro di jabatan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Walakin, tak lama kemudian tokoh militer asal Probolinggo, Jawa Timur, itu memilih mengundurkan diri.
Ternyata Soemitro sudah pernah diingatkan soal kejatuhannya itu sebelum Malari.
Biografi ‘Soemitro’ tulisan Ramadhan K.H. mendedahkan pada suatu malam tentara kelahiran 13 Januari 1927 itu masih berada di kantornya.
Menurut Soemitro, ada Hisbullah Uda dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim yang datang menemuinya.
Soemitro mengaku mengenal Hisbullah karena sebagai tentara pernah menjadi Panglima Kodam Brawijaya.
Jenderal Soemitro lengser dari jabatan Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) pasca-peristiwa Malari pada 15 Januari 1974.
- Menurut Ketua PBNU, Sejarah Pemilu Berulang, Soeharto Pakai TNI, Jokowi Gunakan Polri
- Sejarawan Ungkap Siasat Soeharto Langgengkan Kekuasaan, Ada Istilah Kudeta Merangkak
- Sudirman Said Sebut Jokowi Lebih Parah dari Soeharto
- Sekjen PDIP Ungkap Abuse of Power Soeharto dan Jokowi dalam Pemilu
- Menjelang Ramadan, Panji Adhikumoro Ziarah ke Makam Soeharto
- Momen Pendukung Tertawa saat Prabowo Mengaku Kenal Pak Harto