Pesan Kemensos pada Peringatan Hari Down Syndrom Sedunia

Pesan Kemensos pada Peringatan Hari Down Syndrom Sedunia
Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kemensos Eva Rahmi Kasim. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kemensos Eva Rahmi Kasim mengikuti peringatan acara World Down Syndrome Day yang diselenggarakan Komunitas Peduli Down Syndrom (KPDS) dan Oxone Indonesia.

Eva Rahmi mengatakan, down syndrom termasuk dalam ragam disabilitas intelektual. Down syndrom adalah kondisi gangguan fungsi fisik dan intelektual anak yang disebabkan oleh abnormalitas kromosom.

Kemensos melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Penyandang Disabilitas memberi dukungan bagi keluarga yang memiliki anak dengan down syndrom.

"Anak down syndrom titipan tuhan kepada orang tua istimewa yang terpilih, karena tuhan punya rencana yang terbaik untuk mereka," unar Eva Rahmi dalam keterangannya, Selasa (23/3).

Lebih lanjut, Eva mencontohkan Stephanie Handoyo (Fani) yang sejak lahir mengalami down syndrom tetapi dapat tumbuh dan berkembang seperti anak lainnya. Fani bahkan memiliki segudang prestasi di tingkat internasional yang belum tentu dapat dicapai bahkan oleh anak tidak down syndrom.

Eva menyebut Fani selain pemegang medali emas olah raga renang Special Olympic, juga pembawa obor Oliympiade London beberapa tahun lalu dan sebagai Duta Remaja Dunia.

Selain itu, Fani juga memiliki kemampuan handal sebagai pemain piano yang sudah diundang dalam berbagai konser musik Dunia dan juga pandai memasak serta segudang prestasi lainnya.

Hal itu tidak lepas dari pengasuhan seorang ibu, yaitu Maria yang dengan telaten mencari dan berupaya melakukan hal yang terbaik bagi Fani. Tidak hanya itu, orang tua Fani juga membentuk Komunitas Peduli Down Syndrom (KPDS) untuk saling berbagi informasi dan menguatkan serta mengadvokasi kepentingan-kepentingan anak Down Syndrom.

Kemensos melalui program ATENSI Penyandang Disabilitas memberi dukungan bagi keluarga yang memiliki anak down sindrom.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News