Pesan Panglima TNI Saat Bersilaturahmi dengan Ratusan Alim Ulama

Pesan Panglima TNI Saat Bersilaturahmi dengan Ratusan Alim Ulama
Ratusan Alim Ulama, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat saat acara silaturahmi bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Aula Pendopo Ronggo Sukowati, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (1/4/2019). Foto: Puspen TNI

Menurut mantan Kepala Staf TNI AU ini, saat ini kita berada dalam masa-masa yang cukup memprihatinkan, ketika toleransi menjadi menurun, kerukunan menjadi berkurang, dan persatuan kesatuan menjadi terancam.

“Hal ini kadang-kadang dipicu oleh hal-hal yang sepele, seperti perbedaan pilihan politik, permasalahan tutur kata, permasalahan kehidupan rumah tangga, dan lain-lain,” ucapnya.

Panglima TNI menjelaskan Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah bagian dari rakyat, karena TNI berasal dari rakyat, berjuang bersama-sama rakyat, dan untuk kepentingan rakyat. Oleh karenanya, kemanunggalan TNI dan rakyat adalah kekuatan yang sangat strategis dan menentukan bagi bangsa dan negara.

“Kekuatan yang sangat dahsyat tersebut terbukti telah mampu mengusir penjajah dengan persenjataan yang jauh lebih baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, Panglima TNI mengatakan bahwa sebagai bagian dari pendidikan masyarakat dan generasi muda, maka kegiatan Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara diadakan.

Menurutnya, sebagai calon-calon pemimpin bangsa di masa mendatang, Taruna dan Taruni Akademi Angkatan dan Akademi Kepolisian serta para Praja IPDN dan Mahasiswa harus memiliki semangat persatuan dan kesatuan.

“Mereka harus menyatu dengan rakyat, serta memiliki kepedulian untuk mengatasi kesulitan masyarakat. Ikatan integrasi yang kuat ini diharapkan akan mendukung sinergi seluruh komponen bangsa, terutama di saat mereka nantinya menerima tongkat estafet kepemimpinan negeri,” tegasnya.

Panglima TNI menyampaikan “kulonuwun” kepada seluruh tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat Pamekasan.

Perbedaan yang ada harus menjadi kekuatan, karena dengan perbedaan bisa saling mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itulah, para pendiri bangsa Indonesia telah menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News