Pesantren Dilalap Api, 23 Santri Tewas Terpanggang

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Rabu (13/9). Jam di rumah Hazin menunjukkan pukul 05.40. Tidak biasanya Darul Quran Ittifaqiyah Tahfiz Center, pesantren di dekat rumahnya, sudah ramai.
Dia kemudian berlari ke luar rumah dan mendengar teriakan panik para santri. Begitu mengarahkan pandangan ke lantai 3 bangunan utama pesantren asal suara teriakan tersebut, lemaslah dia. Api berkobar hebat di sana.
’’Anak-anak itu berteriak-teriak minta tolong. Tapi, saya tidak bisa melakukan apa-apa,’’ kata Hazin.
Putra Hazin yang pagi itu ikut keluar rumah bersama sang ayah dan menyaksikan kebakaran di pesantren langsung bergegas pulang.
Dia menelepon pemadam kebakaran dan melapor tentang suara ledakan yang didengarnya. Hazin dan warga di sekitar pesantren berusaha memberikan pertolongan.
Korban berjatuhan karena hanya ada satu pintu keluar. Dua pintu lainnya tidak bisa digunakan. Seluruh jendela di ruangan yang berfungsi sebagai kamar tidur itu juga berteralis besi.
’’Para santri tidak bisa keluar dari ruangan itu. Mereka terbakar,’’ ujar Nadia Azalan, kakak salah seorang korban tewas. Dia menyesalkan pemasangan teralis-teralis besi pada jendela ruang tidur santri.
Awalnya, Soiman Jahid, wakil komandan pemadam kebakaran Kuala Lumpur, menyebut korsleting atau obat nyamuk bakar sebagai penyebab kebakaran yang menewaskan 23 santri dan dua staf pesantren tersebut.
Kebakaran hebat di Pesantren Darul Quran Ittifaqiyah Tahfiz Center, Rabu (13/9) malam, menewaskan 23 santri
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- 45 PMI Dipulangkan dari Malaysia Melalui Pelabuhan Dumai, Ada yang Sakit Kulit