Pesawat N219 Kurang Dana untuk Penuhi Jam Terbang

Pesawat N219 Kurang Dana untuk Penuhi Jam Terbang
Pesawat N219 diterbangkan Captain Esther Gayatri Saleh melakukan Uji Terbang Perdana di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (16/8). Foto: RIANA SETIAWAN /RADAR BANDUNG/JPNN.com

jpnn.com, BOGOR - Pesawat N219 (Nurtanio) telah sukses uji terbang tahun lalu. Konsentrasi tahun ini adalah mengurus sertifikasi.

Namun, proses ini terancam mandeg di tengah jalan. Sebab masih ada kekurangan anggaran puluhan miliar.

Dirjen Penguatan Inovasi (PI) Kemenristekdikti Jumain Apple mengatakan, untuk sertifikasi butuh 340 jam terbang. Dan, untuk satu kali terbang, dibutuhkan anggaran sampai Rp 250 juta.

Jadi, untuk menyelesaikan keseluruhan proses jam terbang sertifikasi, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 75 miliar lebih.

"Persoalannya tidak ada anggarannya di Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, red)," katanya di sela Rapat Kerja Ditjen PI Kemenristekdikti di Bogor, Kamis (1/2).

Sempat muncul desakan supaya suntikan dana sertifikasi pesawat berkapasitas 19 penumpang diambilkan dari anggaran Kemenristekdikti.

Namun, sampai saat ini belum diputuskan. Dia tidak ingin proses sertifikasi N219 berhenti di tengah jalan.

"Kalau tidak (berlanjut, red) nasibnya sama dengan pesawat N-250. Jangan sampai mangkrak lagi," tutur Jumain.

Pesawat N219 (Nurtanio) butuh 340 jam terbang untuk syarat sertifikasi. Sekali terbang dibutuhkan anggaran sampai Rp 250 juta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News