Pesawat Pembawa Nazaruddin Sempat Dipaksa Mendarat

Tiga Kali Turbulensi, Dua Jam Menunggu Izin di Kongo

Pesawat Pembawa Nazaruddin Sempat Dipaksa Mendarat
Pesawat pembawa Nazaruddin sesaat setelah mendarat di Bandara Halim Perdana Kusumah, Sabtu (13/8) malam. Foto : Raka Denny/Jawa Pos
JAKARTA - Perjalanan Tim Gabungan yang membawa pulang M Nazaruddin dari Kolombia dengan menggunakan pesawat charter, ternyata tidak semulus yang direncanakan. Persoalan administrasi karena hukum yang berbeda di antara negara-negara yang dilewati maupun gangguan alam, ikut menghambat perjalanan tim dalam membawa pulang tersangka kasus suap proyek wisma atlet SEA Games itu.

Ketua Tim penjemput Nazaruddin, Brigjen (Pol) Anas Yusuf dalam jumpa pers di KPK, Sabtu (13/8) menjelang tengah malam, menceritakan kronologis perjalanan membawa pulang Nazaruddin. Anas memaparkan, pesawat yang membawa pulang Nazaruddin berangkat dari Bogota, Kolombia pada Jumat (12/8) pukul 17.00 waktu setempat atau Sabtu (14/8) pagi Waktu Indonesia Bagian Barat.

Dari Bogota, pesawat sewaan dari Amerika Serikat itu terbang tujuh jam ke Barbados di Kepulauan Karibia. Dari Barbados, pesawat melanjutkan perjalanan ke Dakkar di Senegal.

Dari Dakkar, sedianya pesawat melanjutkan perjalanan ke Nairobi di Kenya. Namun pesawat jenis Gulfstream buatan Israel dengan 12 seat itu dipaksa berhenti saat melintasi wilayah udara Kongo.

JAKARTA - Perjalanan Tim Gabungan yang membawa pulang M Nazaruddin dari Kolombia dengan menggunakan pesawat charter, ternyata tidak semulus yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News