Pesawat Terakhir Pasukan AS Tinggalkan Kabul, Taliban Nyatakan Kemerdekaan Afghanistan
Mereka khawatir dengan apa yang dilakukan pemerintahan Taliban pada 1996-2001 akan terulang kembali.
Sejumlah kejadian sporadis tentang pembunuhan dan pelanggaran lainnya dilaporkan terjadi di daerah yang dikuasai Taliban meskipun kelompok ini berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan.
AS pegang komitmen Taliban
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya akan bekerja sama untuk membuka kembali Bandara Kabul bagi penerbangan sipil.
Berbicara pada Senin malam waktu AS, Menlu Blinken mendesak Taliban untuk menghormati komitmennya bahwa siapa pun yang ingin meninggalkan Afghanistan akan diizinkan.
"Kami akan memegang komitmen Taliban pada kebebasan bergerak bagi setiap warga negara asing, pemegang visa, serta warga Afghanistan yang berisiko," katanya.
"Pada hari Jumat, seorang pejabat Taliban menyampaikan hal ini di televisi dan radio. Saya kutip, 'Setiap warga Afghanistan dapat meninggalkan negara ini, termasuk mereka yang bekerja untuk Amerika, jika mereka mau dan untuk alasan apa pun'," papar Menlu Blinken.
Dia juga mengatakan AS akan tetap fokus pada upaya kontra-terorisme di kawasan itu.
Menlu Blinken mengatakan meskipun Taliban berkomitmen untuk mencegah kelompok teroris mana pun menggunakan Afghanistan sebagai tempat perlindungan, namun AS tidak akan "bergantung" pada rezim baru di sana.
Pesawat terakhir yang mengangkut pasukan Amerika Serikat telah meninggalkan Afghanistan hari ini, sementara Taliban menyatakan negara itu akhirnya berhasil mencapai kemerdekaan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'