Petani Berharap Harga Garam Tak Anjlok

Petani Berharap Harga Garam Tak Anjlok
Ilustrasi panen garam. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, GRESIK - Hasil panen petani garam di Kota Giri berlimpah. Itu tak lepas dari musim kemarau panjang. Abdurrahman, misalnya. Petani asal Desa Banyuwangi, Kecamatan Manyar, itu memaksimalkan lahannya untuk mendapat garam berkualitas.

''Satu petak bisa dapat 100 hingga 150 sak,'' katanya kemarin (17/9).

Setiap sak berisi 50 kilogram. Sementara itu, ukuran sepetak lahan sekitar 400 meter persegi.

Di Desa Banyuwangi, ada dua sistem pengolahan tambak garam. Yakni, menggunakan alas terpal dan alami. Abdurrahman memilih cara alami meskipun penggunaan alas terpal lebih produktif. Alasannya, dia tidak memiliki biaya untuk pembelian terpal. ''Dengan alas terpal, cara pengolahan lebih cepat. Karena garam bisa tidak bercampur tanah. Tapi, harga terpalnya masih mahal,'' ungkap lelaki 42 tahun kelahiran Sampang, Madura, itu. 

Abdurrahman sudah puluhan tahun menggarap tambak garam. Dia bersama seorang anaknya menggarap empat petak tambak garam. Abdurrahman berharap harga garam bisa stabil. ''Tradisinya, ketika panen raya harga garam anjlok. Semoga kali ini tidak,'' harapnya. (yad/c19/dio) 

Di Desa Banyuwangi, ada dua sistem pengolahan tambak garam. Yakni, menggunakan alas terpal dan alami


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News