Petani di Sekitar Fukushima Mulai Menanam Padi Lagi

Petani di Sekitar Fukushima Mulai Menanam Padi Lagi
Petani di Sekitar Fukushima Mulai Menanam Padi Lagi
Pria 62 tahun itu khawatir jika bibit yang dirinya persiapkan dengan baik tersebut akan mati sebelum masa panen tiba. Sebab, para petani Tamura tidak bisa menjaga tanaman padi mereka dengan maksimal, terutama pada malam.

Selain itu, Tsuboi mengeluhkan jarak tempuh yang cukup jauh. Setiap hari dirinya harus menempuh perjalanan sekitar sejam dari tempat tinggal sementara menuju Tamura. Karena itu, dia sengaja menanam lebih dari satu jenis bibit padi. Tujuannya, memperbesar peluang keberhasilan. ’’Saya menanam benih padi hitomebore dan dua varietas yang lain di lahan 2,5 hektare,’’ katanya. Jika salah satu varietas tidak mampu bertahan, Tsuboi masih punya harapan pada dua varietas lain.

Selain tantangan yang bersifat fisik dari alam atau faktor teknis seperti jarak tempuh dan larangan tinggal pada malam, para petani Tamura harus menghadapi tantangan mental. Yakni, rumor dan kontroversi seputar kegiatan menanam padi di sekitar wilayah radiasi. Ya, lokasi Tamura di no-go zone membuat masyarakat mempertanyakan kelayakan dan keamanan beras yang nanti dihasilkan tanaman-tanaman padi tersebut.

Kami sudah menduga Oonami. Karena itu, dia dan para petani Tamura lainnya sudah melakukan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya adalah dengan mensterilkan benih padi yang mereka tanam Sabtu lalu. Selain itu, para petani sengaja membendung air yang mereka yakini bebas dari partikel radioaktif untuk kemudian dialirkan ke saluran-saluran irigasi.

MENGALAMI kebocoran nuklir karena hantaman gelombang tsunami pada 11 Maret 2011, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi terpaksa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News