Petani Didorong Gunakan Kedelai Lokal & Pakai Sistem Methuk untuk Mengurangi Impor

Petani Didorong Gunakan Kedelai Lokal & Pakai Sistem Methuk untuk Mengurangi Impor
Petani didorong gunakan kedelai lokal dan pakai sistem methuk untuk mengurangi impor. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Petani didorong menggunakan kedelai lokal dan memakai sistem methuk untuk mengurangi impor.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan kualitas kedelai lokal lebih bagus dibanding yang impor.

"Kami siapkan pasokan kedelai lokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis, dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budi dayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan perajin tahu-tempe. Kami carikan jalan keluarnya agar harga tahu-tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau," tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kedelai akhir-akhir ini menjadi topik hangat di Indonesia.

Menurutnya, sudah tiga tahun Indonesia dilanda Covid-19. Bahkan, FAO juga sudah mengingatkan akan terjadi dampak yang luar biasa dari pandemi Covid-19 ini.

"Selain itu perubahan iklim juga mempengaruhi, diantaranya beberapa perubahan variabel yaitu suhu yang makin hari kian panas dan curah hujan yang maki tidak menentu. Bahkan, curah hujan di suatu tempat mengalami perubahan yang luar biasa dan berubah-ubah," kata Dedi dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 09, Jumat (11/3).

Dia menambahkan perubahan iklim ini menyebabkan es di kutub utara dan selatan mencair sehingga permukaan air laut meningkat.

Hal ini menyebabkan air yang dari laut masuk ke daratan, padahal lahan-lahan pertanian ada di Indonesia lebih dari 70 persen berada di pesisir.

Kualitas kedelai lokal lebih bagus dibanding yang impor. Karena itu, Petani didorong menggunakan kedelai dalam negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News