Petani Lebak Beralih Mengembangkan Tanaman Sayuran

Petani Lebak Beralih Mengembangkan Tanaman Sayuran
Dinas Pertanian dan Perdagangan Kabupaten Lebak mencatat 2.247 hektare sawah yang terdampak kekeringan dan gagal panen. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/Antara

jpnn.com, LEBAK - Akibat kemarau panjang sejak dua bulan terakhir, sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, kini beralih mengembangkan tanaman sayuran.

"Kami lebih mengembangkan pertanian sayuran karena menguntungkan dibandingkan tanaman padi yang mengalami kekeringan," kata H Acep, seorang petani di Desa Luhur Jaya Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Selasa (27/8).

Pengembangan pertanian sayuran tidak begitu banyak memerlukan pasokan air juga permintaan pasar cukup tinggi. Petani cukup membasahi tanaman pagi dan sore, sehingga tanaman sayuran tumbuh hingga panen.

Para petani mengembangkan tanaman sayuran itu dengan memanfaatkan lahan persawahan yang tidak ditanami padi akibat kekeringan. Tanaman sayuran setelah 40 hari dapat dipanen.

BACA JUGA: Ratusan Petani Terancam Gagal Panen di Musim Kemarau

"Kami dan petani lainnya di sini mengembangkan sayuran paria, kacang panjang dan ketimun," katanya.

Menurut dia, saat ini harga sayuran relatif bagus dan menguntungkan karena di tingkat petani mencapai Rp 6.000/Kg.

Produksi tanaman sayuran jika panen bisa menghasilkan sebanyak dua ton/petak selama sepekan. Apabila, petani menjual sebanyak dua ton dengan harga Rp 6.000/Kg maka pendapatan petani sebesar Rp 12 juta.

Produksi tanaman sayuran jika panen bisa menghasilkan sebanyak dua ton/petak selama sepekan. Apabila, petani menjual sebanyak dua ton dengan harga Rp 6.000/Kg maka pendapatan petani sebesar Rp 12 juta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News