Petani Lirik Pupuk Organik, Biaya Produksi Hemat hingga 40 Persen

Petani Lirik Pupuk Organik, Biaya Produksi Hemat hingga 40 Persen
Petani saat ini mulai melirik pupuk organik karena mudah diproduksi dan biaya produksi lebih hemat hingga 40 persen. Foto: Ricardo/JPNN.com

Rizky menilai dari segi hasil, mencontohkan tanaman padi miliknya, untuk hasil awal diperkirakan panen akan menyusut dikarenakan tanah sudah rusak akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia sintetis sebelumnya.

Maka, lanjut dia, perlu pembenahan tanah dahulu untuk mendapatkan hasil maksimal.

Hasil panen relatif sama dengan penggunaan pupuk kimia sintetis yang berlebih, banyak petani yang masih melebihi dosis pemakaian pupuk kimia sintetis.

"Kondisi petani, selain memakai pupuk subsidi masih menambahkan dengan pupuk nonsubsidi," paparnya.

Di sisi lain untuk produksi pupuk organik dia membuat pupuk organik sendiri baik padat maupun cair. Pembuatan dengan fermentasi bahan-bahan organik di sekitar dan mudah didapatkan.

"Untuk pupuk organik bahannya bisa dari kotoran hewan, seresah daun, jerami dan sekam. Untuk pupuk organik cair bisa dari bonggol pisang, rebung, urine hewan dan lainnya. Pada intinya petani harus menjadi petani yang mandiri," tutup peraih Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 di Bidang Pangan tersebut.

Kementrian Pertanian (Kementan) pun terus mendorong penggunaan pupuk organik, sebagai bagian utama dalam optimalisasi pertanian. Melalui Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) petani akan lebih produktif dan meningkat pendapatannya.

“Manfaatkan fasilitas ini dengan baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong petani gunakan pupuk organik,” terang Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (mcr10/jpnn)

Petani saat ini mulai melirik pupuk organik karena mudah diproduksi dan biaya produksi lebih hemat hingga 40 persen


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News