Petani Muda ini Sukses Jualan Sayur dengan Omzet Rp 100 Juta/bulan

Petani Muda ini Sukses Jualan Sayur dengan Omzet Rp 100 Juta/bulan
Ilustrasi - Sayuran Buncis Kenya di ekspor ke mancanegara. Foto: Humas Kementan.

Karena masih menerapkan cara budidaya tradisional sehingga hasil panen kurang maksimal, menjadi bagaimana melakukan budidaya tanaman yang berorientasi pasar.

Hingga saat ini, beragam kegiatan pelatihan ditawarkan di P4S Lembang Agri.

Antara lain, pelatihan budidaya cabai, tomat, buncis, brokoli, pengolahan sayuran, pembuatan pestisida organik, pembuatan pupuk organik, budidaya hidroponik, pelatihan penguatan kelembagaan tani dan manajemen usahatani.

"Selain melakukan budidaya sayur dan memenuhi permintaan pasar lokal serta melakukan ekspor buncis kenya dan buncis super ke luar negeri, kami juga melakukan pelatihan," ujar Dodih dalam pernyataannya yang diterima Minggu (15/8).

Pelatihan bertujuan agar petani dapat melakukan budidaya dengan baik serta memanfaatkan pupuk organik dari kompos.

"Karena kita memang menuju pertanian organik. Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh terhadap tanaman. Selain rasanya lebih enak, juga daya simpan lebih lama walau biaya produksinya lebih tinggi,” katanya.

Bersama petani muda di Lembang, Dodih berinovasi membangun marketplace digital yaitu laman www.jualsayuran.com.

Pemasaran online ini dilakukan dengan menggandeng para petani milenial dari Kelompok Tani Agri Muda di Desa Cibodas.

Petani muda ini patut menjadi contoh, dia sukses menanam dan menjual sayuran dengan omzet hingga Rp 100 juta per bulan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News