Petani Sulit Mendapatkan Pupuk, Curiga Ada Mafia

Petani Sulit Mendapatkan Pupuk, Curiga Ada Mafia
Seorang petani berusaha menyelamatkan padinya yang terendam. Foto: IBNU DWI WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

jpnn.com, GROBOGAN - Para petani di Kabupaten Grobogan dan Pekalongan, Jateng, mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Akibatnya hasil panen petani terancam kurang maksimal.

Kelangkaan pupuk sangat dikeluhkan petani karena area pertanian saat ini sudah memasuki musim tanam di awal tahun 2018. Padahal, mereka sudah mendapatkan kartu tani.

“Kami kesulitan untuk mendapatkan pupuk. Saat sudah masanya memupuk, sulit mendapatkan pupuk. Kejadian seperti ini sudah lama,” keluh Darno, salah seorang petani di Kecamatan Kradenan, Grobogan, kepada JPNN.

Bang Mandor, panggilan akrab Darno, curiga ada jaringan mafia yang mempermainkan distribusi pupuk.

“Pak Jokowi ini katanya memperhatikan nasib petani, tapi faktanya di lapangan seperti ini,” ujar kontraktor yang nyambi jadi petani di kampungnya itu.

Petani padi saat ini memang tengah membutuhkan pupuk untuk meningkatkan asupan unsur hara yang dibutuhkan tanaman padi yang baru ditanam beberapa pekan lalu.

Seperti diungkapkan Yono (30), petani dari Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Ia mengatakan, untuk wilayah Kesesi petani mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, di antara pupuk jenis urea dan phonska.

Meskipun harga pupuk masih tetap, namun pasokan di beberapa toko pertanian atau toko pupuk tidak ada.

Petani mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk di saat sedang musim tanam. Curiga ada jaringan mafia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News