Petani Tambak Gigit Jari, Produksi Udang Turun 70 Persen

Petani Tambak Gigit Jari, Produksi Udang Turun 70 Persen
Ilustrasi udang. Foto: Radar Bangka/JPNN

jpnn.com, SIDOARJO - Para petambak di Sidoarjo gigit jari. Sebab, hasil panen udang menurun. Khususnya udang vaname. Forum Komunikasi Masyarakat Tambak (FKMT) Sidoarjo mencatat, pada triwulan IV 2018 produksi udang sebanyak 1.350 ton.

Padahal, sebelumnya 4.500 ton. ''Turun 70 persen," kata Sekretaris FKMT Sidoarjo Achmad Syarif.

Berdasar data Kabupaten Sidoarjo pada 2018, tambak di Kota Delta membentang sepanjang pantai timur dari Kecamatan Waru hingga Jabon dengan luas 15.513 hektare (ha).

Saking luasnya, menurut Syarif, produksi udang seharusnya melimpah. Yakni, 300 kg tiap ha. ''Kalau ditotal, bisa ribuan ton," ucapnya.

Nah, selama musim hujan, banyak petambak yang gagal panen. Penyebabnya, suhu air tambak menurun di bawah 25 derajat Celsius.

Sementara itu, udang bisa bertahan hidup dalam suhu 27-32 derajat Celsius. Karena itu, daya tahan binatang air tersebut menurun dan rentan terserang penyakit. ''Nafsu makan juga berkurang," ujarnya.

Warga Desa Kedungpeluk, Candi, itu menyebut penyakit yang timbul beragam. Salah satunya, white spot. Terlihat bintik-bintik putih pada insang udang sehingga tidak layak konsumsi.

Selain itu, kualitas air berpengaruh pada perkembangbiakan udang. (oby/c7/ai)


Selama musim hujan banyak petambak udang yang gagal panen sehingga mengalami kerugian.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News