Peti Jenazah Buatan Indonesia ini Penuhi Permintaan Pasar Eropa

Peti Jenazah Buatan Indonesia ini Penuhi Permintaan Pasar Eropa
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) turut andil dalam memajukan usaha ekspor peti jenazah ramah lingkungan atau green coffin, milik Purwanto. Foto dok LPEI

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) turut andil dalam memajukan usaha ekspor peti jenazah ramah lingkungan atau green coffin, milik Purwanto.

Melalui Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Indonesia (APIKRI)-asosiasi di mana Purwanto bergabung, tiap bulan setidaknya tiga kontainer berisi peti mati dikirim ke luar negeri.

Tiap kontainer bisa memuat 80 peti, sehingga tiap bulan setidaknya terjual 240 buah peti.

Dari bisnis ini, Purwanto bisa mempekerjakan kurang lebih 100 orang dipabriknya, yang berlokasi di Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Usahanya yang bernama Eco Green, punya pasar tetap di Eropa dan Amerika Serikat.

"Sejak tahun 2017 kami mendampingi para pengrajin melalui APIKRI, dan alhamdulillah sejak tahun 2019 para pengrajin sudah bisa mengekspor," ujar Corporate Secretary LPEI Chesna F. Anwar.

Ekspor perdana ke Belanda pada 2019 yang bernilai sekitar Rp 150 juta, lalu disusul ekspor ke Amerika Serikat.

Sekarang ini, jika dihitung rata-rata per bulan di ekspor tiga kontainer senilai Rp 450 juta, maka dalam setahun ekspornya mencapai lebih dari Rp 5 Miliar.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) turut andil dalam memajukan usaha ekspor peti jenazah ramah lingkungan atau green coffin, milik Purwanto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News