Petugas Pajak Dihabisi, Pak Dirjen Merasa Kecolongan

Petugas Pajak Dihabisi, Pak Dirjen Merasa Kecolongan
Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Dirjen Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Ken Dwijugiasteadi mengaku kecolongan terkait kematian dua anak buahnya, Parado Toga Fransriano Siahaan dan Sozanolo Lase akibat dibunuh oleh seorang pengusaha karet di Nias bernama Agusman Lahagus alias Ama Tety (45). Sebab, Parado dan Sozanolo tewas saat menjalankan tugas untuk menagih tunggakan pajak sebesar Rp 14 miliar ke Agusman.

Ken mengatakan, Sozanolo memang asli Nias. Karenanya bisa jadi pegawai pajak di KPP Pratama Sibolga itu menganggap Nias sudah tak asing lagi.

"Mungkin kemarin kita kecolongan karena yang bersangkutan satu orang. Ini orang (Sozanolo Lase, red) dari Pulau Nias jadi menganggap itu daerah saya," kata Ken di Mabes Polri, Rabu (13/4).

Ken lantas menceritakan aksi kekerasan terhadap dua anak buahnya yang berujung maut. Awalnya, dua petugas pajak itu akan menyerahkan surat penagihan ke Agusman di kantornya di Gunung Sitoli, Nias.

Hanya saja, ternyata pengusaha karet itu tidak ada karena sedang di kebun. Karenanya Parado dan Sozanolo berupaya mencari Agusman di kebun karet.

Ternyata justru hal itu menuntun Parado dan Sozanolo ke ujung hayat. "Nah di sanalah kemudian dihakimi sendiri oleh wajib pajak," ungkap Ken.

Ia mengakui bahwa petugas tidak pernah menduga daerah itu rawan. Petugas pajak justru menganggap Nias adalah daerah yang aman dan baik-baik saja

"Teman-teman di Ditjen Pajak itu menganggap daerah itu aman-aman saja, tapi ternyata kejadian ini tidak terduga. Saya menyesalkan kejadian ini karena teman-teman saya melaksanakan tugas bukan untuk sendiri tapi untuk negara," pungkas dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News