PGRI: Guru Jangan Tergiur Angka Kredit Palsu
Rabu, 23 Januari 2013 – 12:22 WIB
JAKARTA - Sejak tahun 1980-an, kenaikan pangkat jabatan guru bisa lebih cepat dengan menggunakan angka kredit sebagai upaya peningkatan kompetensi dan kualitas guru. Namun dalam pelaksaannya, ada pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk menawarkan angka kredit palsu terhadap guru. "Ini berarti ada persoalan yang harus dicari jalan keluarnya dengan baik dan akademik. PGRI tetap mendukung upaya peningkatan mutu guru melalui pengembangan profesi, tetapi tidak boleh membuat menjadi guru stres dan terhambat nasibnya," kata Sulistyo dikonfirmasi JPNN, Rabu (23/1) di Jakarta.
Ketua PB PGRI, Sulistyo mengatakan, dalam kenaikan pangkat itu, ketika guru seorang sudah mencapai golongan IV/a, wajib melaksanakan kegiatan pengembangan profesi yang mencakup lima jenis kegiatan. Seperti penulisan karya ilmiah di bidang pendidikan, pembuatan media dan alat peraga.
Baca Juga:
Selanjutnya kegiatan pentas dan pameran seni, kegiatan bimbingan dan konseling, serta kegiatan pengembangan kurikulum. Nah, sampai akhir tahun 2012, lebih dari 700 ribu guru di Indonesia ndongkrok tak bisa naik pangkat di gol IV/a.
Baca Juga:
JAKARTA - Sejak tahun 1980-an, kenaikan pangkat jabatan guru bisa lebih cepat dengan menggunakan angka kredit sebagai upaya peningkatan kompetensi
BERITA TERKAIT
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar