PGRI: Kepala Daerah Peduli Guru Biasanya Dua Periode

PGRI: Kepala Daerah Peduli Guru Biasanya Dua Periode
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

"Selamatkan para GTT dengan SKKD!," serunya.

Dia membeberkan, begitu banyak kepala daerah yang manis-manis pada entitas guru sebelum pemilihan. Namun, saat sudah duduk manis di kekuasaan, sok sibuk dan jaim.

Hanya beberapa kepala daerah yang luar biasa pada entitas guru. Mayoritas mereka selalu dua periode menjadi kepala daerah. Mengapa? Karena guru bergerak secara alami mengendorse elektabiitas para kepala daerah.

Memang sebaiknya para kepala daerah yang tidak punya bahasa tubuh yang manis dan memihak kepada para guru jangan di endorse untuk dipilih lagi.

Mengapa? Dudung menyebutkan, kepala daerah yang cerdas setidaknya mengutamakan tiga prioritas. Yaitu pendidikan, kesehatan dan perdagangan. Selanjutnya baru prioritas politik dan hal lainnya.

"Jangan terbalik! Malah partai politik yang disembah bahaya!. Mari para guru GTT, guru honorer kita terus berdoa dan tetap semangat semoga akan hadir kepala daerah yang amanah," imbaunya.

"Kepala daerah jangan kalah sama kepala sekolah. Berani memberi SK pada guru GTT. Kalau kepala daerah kalah berani sama kepala sekolah berarti terbalik," sambung Dudung.

Dia menambahkan, seharusnya kepala sekolah yang jadi kepala daerah. Bukan kepala daerah yang penakut malah jadi kepala daerah. Kumpulkan guru GTT, buat fakta integritas, beri SKKD. APDB akan terselamatkan dan APBN akan menggantikan. (esy/jpnn)

Ketua PB PGRI Dudung Nurullah Koswara mengungkapkan, ada masalah klasik terkait pemberian SKKD kepada GTT


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News