PGRI Tolak Perekrutan Kembali Guru yang Sudah Pensiun

PGRI Tolak Perekrutan Kembali Guru yang Sudah Pensiun
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Pihaknya menyayangkan guru pensiun tidak segera diisi atau diganti baru. Di sisi lain, masuknya guru honorer untuk mengisi kekurangan guru juga kurang mendapat tanggapan positif.

"Guru pensiun tidak diganti. Honorer masuk disalahkan," sesalnya.

Menurut dia, jika sama-sama diisi guru usia tua, pihaknya lebih sepakat bila kekurangan guru diisi guru honorer yang sudah lama mengabdi. Bukan mengangkat guru pensiun.

Menurut Ichwan, nasib para guru tidak tetap (GTT) yang mencapai 11 ribu di Jatim patut diperjuangkan.

Selain sudah lama mengabdi, belum semua guru honorer mendapat gaji yang layak. Dia membeberkan, hanya ada beberapa daerah di Jatim yang "ramah" terhadap GTT. Hal itu ditandai dengan gaji yang sudah setara UMK.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman menyatakan, Jatim sudah berhenti mengangkat guru honorer sejak penyerahan SMA/SMK ke provinsi pada 2017.

Saat ini terdapat lebih dari 21 ribu GTT dan pegawai tidak tetap (PTT). "Sekolah tidak mengangkat lagi. Pertama, karena beban sekolah itu sendiri. Kedua, mengoptimalkan SDM yang ada," jelasnya.

Di Jatim memang ada banyak guru pensiun. Demikian pula ke­kurangan guru produktif yang mencapai 800 guru hingga 2020.

Kepala sekolah diminta mengangkat kembali tenaga pengajar yang telah pensiun jika masih butuh guru lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News