Pidato dan Tangis Gus Mus Redam Kegaduhan Muktamar NU

Pidato dan Tangis Gus Mus Redam Kegaduhan Muktamar NU
Pidato dan Tangis Gus Mus Redam Kegaduhan Muktamar NU

jpnn.com - JAKARTA - Polemik tentang penerapan sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) dalam pemilihan rais aam syuriah Nahdlatul Ulama (NU) yang menimbulkan kisruh dalam muktamar para nahdliyin di Jombang akhirnya selesai. Pidato penjabat rais aam syuriah PBNU, KH Mustofa Bisri di muktamar, Senin (3/8) meredakan ketegangan tentang penerapan AHWA di kalangan muktamirin.

Gus Mus -sapaan Mustifa Bisri- menyampaikan pidatonya dengan berurai air mata. Sontak suasana muktamar yang hiruk pikuk menjadi hening. Muktamirin pun terlihat khusyuk menyimak petuah Gus Mus.

"Saya jujur malu kepada Allah SWT, kepada Kiai Hasyim (almarhum KH Hasim Asy’ari, red), kepada Kiai Wahab (almarhum Kiai Wahab Hasbullah, red), lebih-lebih lagi pagi hari saya disodorkan headline (surat kabar) bahwa Muktamar NU Gaduh, Muktamar Muhammadiyah Teduh," kata Gus Mus mengutip pemberitaan Jawa Pos hari ini.

"Saya menangis karena kita organisasi yang selama ini mengkritik keras praktik-praktik buruk politik di negeri ini. Ternyata kita sendiri digambarkan media-media seperti itu," urainya.

Sebagai rais aam yang sebentar lagi akan berakhir, Gus Mus minta didoakan supaya tidak lagi memikul tanggung jawab berat yang diembannya. Namun, karena saat ini masih menjabat sebagai rais aam syuriah, Gus Mus meminta muktamirin tidak mempermalukan NU.

"Saya mohon dengan hormat, kalau perlu saya cium kaki Anda semua agar kita bisa tertib. Saya mohon dengan kerelaan hati Anda melepaskan semuanya dan memikirkan NU yang diharapkan jadi teladan di Indonesia dan dunia," ujarnya.

Sebagai orang dengan posisi tertinggi di NU, Gus Mus mengaku sudah mendengarkan pendapat para kiai sepuh. Menurutnya, para kiai sepuh yang dihormati pun prihatin dengan yang terjadi di muktamar NU kali ini.

Hingga akhirnya para kiasi NU pada pertemuan siang tadi membuat kesepakatan. Harapannya agar kesepakatan itu bisa menjadi solusi sehingga muktamar tidak ricuh dan berakhir buntu.

JAKARTA - Polemik tentang penerapan sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) dalam pemilihan rais aam syuriah Nahdlatul Ulama (NU) yang menimbulkan kisruh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News