Pidato Pak JK Pun Dijadikan Bahan Membuat Hoaks

Pidato Pak JK Pun Dijadikan Bahan Membuat Hoaks
Grafis/ilustrasi: Chris/Jawa Pos

Setelah menghujat Soeharto dan SBY, tulisan itu juga memelintir JK untuk membela Presiden Jokowi. Dua kasus besar bernuansa SARA yang terjadi sepanjang 2017 juga disebut sebagai upaya menjatuhkan Jokowi. Yakni penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama dan lahirnya Perppu Ormas.

Jawa Pos menelusuri jejak pidato asli JK itu lewat transkrip sebenarnya. Pidato JK memang membahas kesalahan pelaksanaan ekonomi. Kesalahan tersebut membuat Indonesia tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Kesalahan pertama ialah terjadinya krisis moneter. Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena Indonesia menganut liberalisme. Semua orang bisa membuat bank sehingga berdirilah 250 bank.

"Bank bangga, pemerintah bangga pada waktu itu. Tapi akhirnya terjadi saling bersaing, bunga tinggi, dan kredit macet," ujar JK.

Salahnya, pemerintah menjamin semua yang keliru itu sehingga terjadilah blanket guarantee dan BLBI hingga Rp 600 triliun. "Kalau diukur dengan bunganya dan nilai saat ini, nilainya bisa sampai Rp 3.000 triliun," ucap pria yang juga menjadi wakil presiden pada 2004-2009 tersebut.

Kesalahan kedua, kebijakan subsidi yang terlalu besar dengan tujuan membantu masyarakat miskin. Subsidi saat itu sampai 25 persen dari jumlah anggaran. Juga, mayoritas subsidi tidak tepat sasaran. Akibatnya, orang mampu makin mampu dan orang miskin tidak naik pangkat.

Selebihnya, tak ada pernyataan mengenai Jokowi hendak digulingkan lewat kasus Ahok dan Perppu Pembubaran Ormas Radikal seperti dalam tulisan pidato pelintiran yang beredar di media sosial.

Jubir Wapres Husain Abdullah saat dimintai keterangan soal itu mengaku sudah menelusuri pihak yang memelintir pidato JK. Menurut dia, tulisan itu dibuat oleh Erizeli Bandaro.

Pembuat hoaks memang tak pilih-pilih sasaran. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun dimanfaatkan untuk memproduksi hoaks untuk menyudutkan pemerintahan terdahulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News