Pilgub Kalbar, Awal Kemesraan PDIP-Demokrat

Pilgub Kalbar, Awal Kemesraan PDIP-Demokrat
Karolin Margret (kiri) dan Suryatman Gidot (kanan) dalam acara penetapan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDIP di Jakarta, Minggu (7/1). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai, keputusan PDI Perjuangan mengusung Karolin Margret Natasa-Suyadman Gidot sebagai pasangan cagub-cawagub Kalbar, dinilai sangat tepat.

Pasalnya, dari berbagai survei yang pernah digelar jelang pendaftaran pasangan calon kepala daerah, semua simulasi menempatkan pasangan Karol-Gidot sebagai jawara.

"Jadi, saya kira drama politik mengharu-biru yang selama ini terjadi di jagat politik bumi Khatulistiwa, berakhir klimaks usai Megawati mengumumkan nama Karolin-Gidot. Karena sebelum rekomendasi PDI Perjuangan keluar, begitu banyak isu-isu liar bergentanyangan," ujar Ari di Jakarta, Senin (8/1).

Keputusan Megawati mendukung Karolin-Gidot, kata Ari, juga menunjukkan hal baru di panggung politik. Yaitu, koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat.

Hal tersebut menunjukkan adanya keharmonisan pendukung Megawati dan SBY di akar rumput. Perseteruan yang selama ini terkesan mengemuka antara Ketua Umum PDIP dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, sama sekali tidak menimbulkan gesekan di akar rumput.

"Saya kira Ini menjadi modal awal pijakan kemesraan PDIP dengan Demokrat," ucapnya.

Ari juga menilai, Karolin yang masih menjabat Bupati Landak dengan Gidot yang masih menjabat Bupati Bengkayang, merupakan duo yang cukup menakutkan bagi lawan politik di Kalbar.

Karena keduanya sama-sama berdarah muda dan dinilai lebih menjanjikan dibanding nama-nama lain yang muncul di panggung Pilgub Kalbar.

Pasangan Karolin Margret Natasa-Suyadman Gidot maju sebagai cagb-cawagub Kalbar, diusung koalisi PDIP dan Partai Demokrat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News