Pilih Bekerja, Siswa Putus Sekolah Tinggi

Pilih Bekerja, Siswa Putus Sekolah Tinggi
Pilih Bekerja, Siswa Putus Sekolah Tinggi
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata dia,  pihaknya menyediakan sejumlah program yang diharapkan membantu anak-anak tersebut dapat terus melanjutkan pendidikannya. "Agar anak-anak tersebut tetap bisa melanjutkan pendidikan, kami menyiapkan program antara lain, Beasiswa Siswa Miskin (BSM) hingga sekolah terbuka. Dan siswa regular mendapatkan BSM per tahun sebesar Rp550.000 untuk siswa SMP dan Rp360.000 untuk siswa SD," ungkapnya.

Athoillah menyebutkan, saat ini di Kabupaten Cirebon tercatat 24 SMP Terbuka dan lima SMP Satu Atap. Keberadaan sekolah ini, tambah dia, dimaksudkan untuk membantu anak-anak usia sekolah yang tidak mampu.  "Mudah-mudahan dengan program-program tersebut  angka putus sekolah terutama tingkat SD dapat ditekan," ujarnya.

Sementara itu, Ryan (12) anak yang putus sekolah asal Desa Wanasaba Lor, Kecamatn Talun mengataku sangat terpaksa menjalani pekerjaan sebagai pengamen. “Saya tidak bisa nerusin ke SMP, karena biaya masuk sekolah dan seterusnya sangat mahal. Ditambah karena orang tua juga pekerjaannya tidak menentu, lebih sering mengganggurnya,” ujarnya. “Saya waktu dulu, punya cita-cita ingin jadi polisi. Namun ya bagaimana, sekarang saja tidak sekolah,” pungkasnya. (via)

SUMBER--Jumlah siswa putus sekolah di Kabupaten Cirebon terbilang cukup banyak. Berdasarkan data tahun 2010-2011 di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News