Pilih Spa Atas, Tengah atau Bawah

Pilih Spa Atas, Tengah atau Bawah
Pilih Spa Atas, Tengah atau Bawah

Tentu saya bangga di zaman ketika semua orang khawatir Indonesia kalah di persaingan global ada seorang dokter yang ekspor ilmu ke Jerman.

Waktu itu, dua tahun lalu, saya sendiri sebetulnya tidak sengaja ikut menjalani proses cuci otak di RSPAD. Hari itu saya hanya mengantarkan istri yang sering mengeluh bagian belakang kepalanya berat dan sakit. "Tahu dr Terawan dari mana?," tanya istri saya. "Banyak menteri yang sudah melakukannya," jawab saya. Tentu saya tahu siapa saja menteri yang sudah cuci otak di Terawan. Para menteri itu sendiri yang bercerita. Maklum Terawan adalah dokter kepresidenan.

Istri saya pun menjalani proses awal. Kepalanya difoto. Dari sini diketahui jalan darah ke otak yang mana yang buntu. Lalu sistem syaraf otaknya ditest. Ini untuk mengetahui seberapa fungsi syaraf otaknya masih bekerja.

Melihat banyaknya saluran darah ke otak istri saya yang terganggu saya tertegun. Jangan-jangan banyak juga saluran darah ke otak saya yang terancam buntu. Memang saya  tidak punya keluhan apa-apa. Tapi siapa tahu. Maka saya putuskan ikut istri saya.  Dan lagi saya jafi ingin menulis masalah yang banyak ditentang dokter ini. Lebih baik kalau saya menjalaninya sendiri.

Berdasarkan pemeriksaan itu Terawan memasukkan kateter dari arah selangkangan menuju otak. Tanpa bius. Saya bisa melihat di layar monitor jalannya kateter di dalam tubuh saya. Mulai dari selangkangan menuju batang leher lalu ke otak. Terasa ada sensasi-sensasi kecil di otak saat kateter jalan-jalan ke berbagai arah. Sesekali sensasi itu lebih terasa. Yakni saat Terawan menyemprotkan cairan di bagian-bagian tertentu yang  tersumbat di dalam otak.

Proses itu kini sudah agak berbeda. Mulai tahun ini pasien akan ditanya dulu "spa atas saja, atau atas dan tengah, atau atas tengah dan  bawah."

"Untuk tiga obyek spa itu waktunya hanya tambah lima menit," ujar Terawan. Hanya membelokkan kateter dari otak ke arah jantung. Setelah selesai jantung kateter dibekikjan ke kemaluan.

Saya jadi ingin ke dokter Terawan lagi. Kapan-kapan.(***)

DIA sudah menyandang bintang mahaputra tapi senyumnya tetap ramah. Senyum khas seorang dokter. Dia juga bukan lagi dokter yang kolonel tapi dokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News