Pimpinan MPR Bertemu Para Tokoh Liga Muslim Sedunia

Pimpinan MPR Bertemu Para Tokoh Liga Muslim Sedunia
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Para Wakil Ketua MPR RI saat bertemu Sekjen World Muslim League (Rabithah Alam Islami), Prof. Dr. Muhammad bin Abdul Karim al-Issa. Foto: Humas MPR RI

"Karena komitmen dan aksi nyata itu, Profesor Abdul Karim al-Issa mendapat banyak gelar Doktor kehormatan dari berbagai kampus di dunia. Termasuk yang akan diberikan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim di Malang, Indonesia pada bulan Februari 2020," papar Hidayat yang cukup mengenal sosok Sekjen Rabithah sejak lama.

Untuk itulah Ketua MPR RI memaksimalkan kehadiran Sekjend Moslem World League di Indonesia, dg mengundangnya hadir ke MPR, berdiskusi atau berkonferensi menguatkan Sikap Beragama yang Moderat, Toleran, Harmoni, Berkontribusi dalam Peradaban dan Perdamaian serta Mengkoreksi Salah Paham terhadap Agama”.

Sekjen Rabithah menyambut baik undangan Ketua MPR RI untuk berkunjung ke MPR dan mengadakan dialog atau konferensi lintas agama tersebut. Sekjen Rabithah berharap rencana itu betul-betul diupayakan dan diwujudkan karena Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dengan dua ormas terbesarnya yaitu Muhammadiyah dan NU, serta ormas lain yang berbasis luas, maka Indonesia bersama Arab Saudi sebagai salah satu pusat pengembangan Islam dapat menjadi pelopor perubahan. Rabithah siap hadir untuk mendialogkan ajaran Islam yang berkemajuan bersama tokoh-tokoh agama lain.

Sebelumnya, Raja Salman pun mendukung sikap beragama yang washathiyah (pertengahan), terbuka dan menolak segala bentuk ekstremisme. Keberadaan Majelis Syura dan lembaga parlemen di berbagai negara merupakan salah satu pilar untuk kehidupan demokrasi, termasuk menjaga kebebasan beragama dan berpendapat. Sikap beragama dan berbangsa yang seimbang dan moderat akan mengikis gejala ekstremisme dan segala bentuk phobia. Untuk itu diperlukan peran maksimal dari pemimpin negeri-negeri Muslim dan parlemen.

Komitmen pemerintah Arab Saudi dtegaskan ulang untuk mendukung penyebaran agama Islam yang benar dan sikap umat pertengahan. Pimpinan MPR RI mengapresasi solidaritas untuk membela kelompok yang tertindas seperti kaum Muslimin di Palestina, Rohinya atau Uighur. Dengan kewenangan yang dimiliki Rabithah, sikap solidaritas menjadi komitmen bersama.

"Di tengah gencarnya isu radikalisme agama, kita justru melihat ada gejala Islamophobia dari radikalisme sekuler yang anti-agama. Sangat tepat bila kita perkuat lagi hubungan antar umat beragama agar berkontribusi bagi peningkatan kualitas hidup manusia dan peradaban berkeunggulan. Dialog lintas agama sejalan dengan tujuan sosialisasi 4 Pilar MPR RI sebagai peneguhan sikap berbangsa dan bernegara di negeri mayoritas Muslim. Islam memperkuat komitmen kebangsaan," Hidayat menandaskan.

Hidayat Nur Wahid tercatat sebagai Anggota Majelis Ta'sisi Rabithah melanjutkan peran B.J. Habibie, KH Ahmad Syaikhu, M. Natsir dan H.M. Rasyidi. Sekarang namanya berubah Majelis A’la (majelis tertinggi) yang beranggotakan 60an orang perwakilan berbagai negara. Selain Indonesia dan negara-negara Timur Tengah, Eropa, Amerika, jga negara-negara minoritas Muslim lainnya. Tugas Majelis A’la adalah mendukung dan mengawasi kinerja Sekretariat Jenderal, dan  membahas program serta anggaran lembaga.(jpnn)

Kunjungan delegasi MPR RI ke Arab Saudi membawa misi penting, antara lain usulan pembentukan forum Majelis Syura sedunia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News